Magika menghela nafas pelan, lalu mencoba menenangkan pikirannya. Ia tahu, untuk saat ini, ia tidak punya pilihan selain mengikuti alur yang telah ditentukan oleh hidupnya. Juan berdiri dan menuju ke meja telepon yang terletak di sudut kamar, mengambil gagang telepon, dan memutar nomor dapur rumah mereka. Suara koki rumah terdengar di ujung telepon, dan Juan dengan tegas memberikan perintah. "Saya ingin kalian memasak berbagai masakan rumahan untuk makan siang hari ini. Pastikan semuanya enak dan sesuai dengan selera Magika," ujar Juan. Setelah memberi instruksi, Juan meletakkan gagang telepon dengan senyum di wajahnya. Ia kembali berjalan mendekati Magika yang duduk di tempat tidur, tampak masih terdiam dengan ekspresi yang kurang b*******h. Juan menyadari hal itu dan merasa sedikit ber

