Part 01

1125 Words
Kean menatap pada kedua anaknya, sedang memakan permen yang dibelikan oleh Kean saat pulang kerja tadi. Kean memang selalu membelikan makanan yang dititipkan oleh anak-anaknya saat Kean berangkat kerja. Kedua anaknya yang tampak lucu dan terkadang bisa menjadi iblis kecil ini, kedua anaknya selalu bekerja sama dengan Ayin, setiap kali Kean melakukan kesalahan dan membuat wanita yang dicintainya itu akan marah. Lihat saja sekarang, Kean yang tadi siang tidak sengaja menggoda wanita saat makan siang bersama istri dan anak-anaknya, membuat Kean mati-matian mencari sekutu untuk berada dipihaknya. "Kalian yakin nggak mau bantuin Papa? Papa udah beliin permen, coklat, es krim, dan yang lainnya. Kalian harus bujuk Mama agar Papa bisa tidur di kamar malam ini," ucap Kean memelas menatap kedua anaknya. Gaven dan Gavin menatap Papanya dengan tatapan mengejek. Kedua anak kecil itu, akan merasa senang Kean tidak tidur dengan Mama mereka. Agar mereka bisa tidur dengan Mama mereka, tanpa ada yang memarahi mereka. "Males. Mama nggak mau tidur sama Papa. Papa jahat!" Kean mendesah kasar mendengar ucapan Gaven, ternyata membujuk kedua bocah ini sangat sulit. Tapi, harapan Kean tidak pupus begitu aja. Kean beralih menatap Gavin yang juga sedang menatapnya. Kean harus memiliki sekutu untuk bisa memeluk istrinya sepanjang malam. Gavin menaikkan sebelah alisnya dan menggeleng. Sudah tahu tabiat Papanya yang meminta merayu Mamanya, agar tidak mengusir Papanya dari kamar. Gavin tidak akan melakukan itu. "Gavin nggak mau bantu. Papa yang salah. Kata Om Gary dan Om Rembi, Papa itu selalu salah dan Mama yang selalu benar." Kean mendengkus kesal mendengar ucapan Gavin. Sialan memang kedua sahabatnya itu, selalu saja menghasut kedua anaknya dan tidak pernah berpihak padanya. Gary dan Rembi juga sering merasakan bagaimana diusir oleh istri mereka masing-masing. Gary yang selalu membuat Manda-wanita yang dulu sering menolak Gary, sekarang menjelma menjadi istri sekaligus ibu dari seorang pria jahanam seperti Gary. Anak Manda dan Gary seumuran dengan anak Kean. Kean dan Ayin, setelah 2 tahun menikah baru mendapatkan buah hati. Dan lebih beruntungnya, Ayin hamil anak kembar. Kean yang dulunya mempunyai saudara kembar, menurun pada Kean yang memiliki anak kembar. Saudara kembar Kean, bernama Kiano Harrison, meninggal dunia akibat dari kecelakaan. Ketika Kian menyebrang jalan dan tidak melihat ke kanan dan ke kiri, membuat Kiano ditabrak mobik dan meninggal. "Kalian kenapa dengerin Om-om penghuni neraka itu? Kalian seharusnya mendengarkan Papa yang baik dan tampan ini," ucap Kean memuji dirinya sendiri. Gavin dan Gaven mencibir mendengar ucapan Papa mereka. "Papa juga penghuni neraka. Sering buat Mama kesal, nangis, dan rayu wanita lain di depan Mama," ucap Gaven melemparkan permen ke wajah Kean. Kean menutup matanya dan meringis merasakan permen yang dilempar Gaven, mendarat di wajah tampannya. Kean yang memiliki wajah tampan dan sangat tampan malahan. Banyak wanita-wanita yang mengejarnya dan merayu dirinya. Namun, Kean tidak akan mau mengkhianati istri cantik dan seksinya. Goyangan Ayin di atas ranjang membuat Kean selalu puas. "Hem, kamu nggak usah rayu anak-anak. Atau kamu mau tidur di kamar double G selama seminggu!" Kean yang mendengar ucapan Ayin menegang dan menoleh ke belekang. Pria itu menyengir pada wanita yang sudah menjadi istrinya selama 7 tahun lebih ini. Ayin masih sangat cantik, walau sekarang istri tercintanya itu, menatapnya dengan tatapan tajam dan mendengkus. "Aku nggak ngerayu anak-anak. Kamu jangan marah-marah terus, nanti cepat tua loh," ucap Kean dan menyeringai pada istrinya ini. Ayin mendesah kasar mendengar ucapan suaminya. Ayin masih marah pada pria yang suka merayu wanita di depan matanya sendiri. Lagian Ayin, lebih cantik dan seksi dari wanita-wanita yang digoda oleh Kean. "Gavin, Gaven, ayo, makan. Mama udah siapkan makan malam buat kalian. Papa biarin aja makan malam sendiri, masak sendiri, dan cuci piring sendiri." Ucapan Ayin mampu membuat Kean meringis. Kenapa istrinya semakin hari semakin kejam saja. Padahal Kean hanya menggoda wanita-wanita itu bukannya berniat selingkuh. Tapi, istrinya tidak mau mendengarkan Kean. Malahan Ayin cuek padanya dan mengatakan. "Awalnya cuman iseng godain. Nanti ujung-ujungnya selingkuh. Tabiat lelaki kayak begitu, aku nggak mau kamu ulangi lagi!" Kean langsung berdiri dan menyusul kedua anaknya dan istrinya. Tidak mau memakan makanan buatannya sendiri, yang tidak ada enaknya sama sekali. Selama menikah dengan Ayin, Kean selalu memakan masakan istrinya. Sekarang dirinya begitu sial. Sudah tidur di kamar Gaven dan Gavin. Masak sendiri, cuci piring sendiri, dan semuanya serba sendiri. Ayin melihat pada Kean sekilas dan menatap pria itu tajam. "Apa?! Kamu nggak mau masak dan makan sendiri? Makanya jangan jadi cowok gatel!" ucap Ayin, mendudukkan kedua anaknya di atas kursi khusus untuk mereka. Kean cemberut mendengar ucapan istrinya. Apalagi sekarang ia mendengar tawa iblis dari kedua anaknya, kenapa kedua anaknya ini selalu membela Ayin. Kean harus meminta Ayin untuk hamil lagi. Mencari sekutu untuknya dan membela Kean, bukan seperti Gavin dan Gaven yang selalu menertawakan Kean yang tidak bisa tidur dengan Ayin. "Sayang, kamu tahu aku nggak bisa masak. Jangankan masak, hidupin kompor aja aku udah takut. Takut kompornya meledak melihat wajah tampan aku." Ayin pura-pura muntah mendengar ucapan suaminya. Kean dari zaman dulu, sampai zaman sekarang. Masih saja punya kepercayaan diri yang tinggi. Padahal umur Kean sudah 31 tahun. Masih percaya diri. "Kamu nggak usah ngomong. Bikin aku pengen bunuh kamu, terus cari suami yang normal dan nggak gila kayak kamu!" Kean menatap Ayin tajam. Tersulut emosinya mendengar istrinya akan mencari suami baru, walau dirinya sudah mati sekalipun. Kean tidak akan ikhlas Ayin menikah lagi. Ayin itu hanya boleh menjadi istrinya. "Kamu nggak boleh nikah lagi! Kamu mau aku kurung dalam kamar satu bulan?!" Ayin menggeleng mendengar ucapan suaminya. Padahal Ayin cuman bercanda dan tidak akan mencari suami baru lagi, lagian Kean saja sudah cukup baginya. Cukup membuatnya stress. "Kamu jangan anggap serius. Udah masak sana!" Ayin mengusir Kean untuk masak sendiri. Lagian Ayin sungguh tidak mau membuatkan Kean makanan. Siapa suruh jadi suami gatal. Sudah ada istri masih saja menggoda wanita lain. Kean cemberut, bukannya berjalan menuju dapur untuk masak malahan Kean mengambil ponselnya dan memesan makanan. Sorry aja. Kean itu alergi sama dapur. Tidak akan mau memasak, zaman sekarang udah canggih tinggal pesan dan diantar ke rumahnya. Ayin yang melihat suaminya memesan makanan, menggelengkan kepalanya dan melanjutkan menyuapi kedua anaknya. Palingan Kean tidak akan menghabiskan makanan yang dipesannya. Ayin sudah hapal betul sifat suaminya. Dari zaman SMA mereka pacaran dan sudah 7 tahun lebih mereka menikah. Pastinya Ayin tahu sifat suaminya itu. Benar saja, setelah Kean memesan makanan yang banyak. Kean merengek pada Ayin untuk dibuatkan makanan, karena Kean tidak mau memakan makanan yang dipesannya. "Sayang, kamu tega banget sama aku. Aku itu lapar, seharian abis cari uang. Masa kamu nggak mau masakin aku makanan?" "Kamu yang salah. Kalau kamu ulangi lagi, kamu bakalan tidur di kamar Gavin dan Gaven selama sebulan dan masak sendiri!" ucap Ayin berlalu menuju dapur, memasakkan makanan kesukaan suaminya itu. Kean mengangguk. "Aku nggak bakal ulangi lagi," janji Kean yang pastinya cuman omong kosong. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD