Ketegaran Julian

1385 Words

Di ruang persidangan yang sunyi, hanya terdengar suara detak jam dinding yang seakan memperlambat waktu. Di sudut ruangan, seorang wanita duduk dengan wajah tertunduk. Matanya sembab, bekas air mata masih terlihat jelas di pipinya. Setiap detik yang berlalu terasa seperti beban yang semakin berat di pundaknya. Ia menggigit bibirnya, berusaha menahan tangis yang ingin pecah. Di sisi lain, Julian duduk dengan wajah tegar. Tatapannya lurus ke depan, seolah-olah mencoba menghindari pandangan ke arah Diana. Meski tampak tenang, ada kilatan kesedihan yang tak bisa disembunyikan di matanya. "Sidang cerai antara Saudara Julian dan Saudari Diana dimulai. Saudara Julian, apakah Anda sudah mempertimbangkan keputusan ini dengan matang?" Hakim memulai persidangan dengan suara yang tegas tetapi terde

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD