“Dan!” Qai mempercepat langkahnya, karena Dandi sama sekali tidak mengacuhkan panggilannya. Pria itu hanya menoleh, tetapi terus berjalan dan tidak memperlambat langkahnya sama sekali. “Hei, Dan! Tunggu sebentar!” “Aku buru-buru!” Dandi akhirnya berhenti, ketika ia berada di depan lift. Melihat jam tangannya sebentar, kemudian menoleh pada Qai yang baru saja berhenti di sebelahnya. “Ada masalah?” “Kalian belum bilang ke Rafa kalau—” “Belum.” Dandi segera masuk ke dalam lift, ketika pintunya terbuka. Ia tahu apa yang akan dikatakan oleh Qai, karena itu Dandi segera memberi jawaban. “Memangnya siapa dia?” Qai menghela sembari mengikuti Dandi. Melihat pria itu menekan tombol menuju lobi, maka Qai hanya berdiam diri karena tujuan mereka sama. “Dia nelpon aku. Dua kali hari ini, karena dia

