“Berteman.” Dandi berdecih ketika melihat Rafa baru memasuki mobilnya. Tatapannya kemudian beralih pada Rumi yang masih tersenyum, seusai melambaikan tangan pada Rafa. “Jadi, kamu mau berteman sama Rafa.” Dahi Rumi mengernyit saat menatap Dandi. Bibir yang sempat tersenyum untuk Rafa pun seketika berubah mengerucut. Rumi memberi tatapan tanya atas sikap Dandi yang tampak sinis. Namun, Rumi tidak berani melempar protes dengan frontal, karena ia masih menumpang di rumah Dandi untuk sementara waktu. “Berteman, kan, nggak ada salahnya, Mas?” “Pantas aja kamu gampang dikibulin sama Alpha.” Giliran Qai yang mengernyit atas sikap Dandi. Pria itu memang cenderung bersikap sinis dan apatis, tetapi ini sudah keterlaluan. Jangan-jangan, kecurigaan Rafa yang sempat disampaikan beberapa waktu lalu,

