“Mas Gian ....” Neeta bergumam pelan saat melihat presensi suaminya dengan wajah super panik berjalan ke arahnya. Nampak jelas pria itu bergumam di sepanjang derap langkah, entah apa yang dia ucapkan, Neeta tidak tahu.
Giandra langsung menarik tubuh Neeta kemudian memeluknya dengan sangat erat. Sebuah kecupan hangat pun beberapa kali mendarat di pucuk kepalanya. Neeta jelas merasakan betapa khawatirnya pria bertubuh jangkung ini sekarang.
“Kenapa kamu nggak menjawab teleponku? Kamu membuatku sangat panik, Ganeeta! Kupikir kamu pergi.” Giandra mengurai pelukan, menatap Neeta sejenak kemudian memeluknya kembali dengan sangat erat.
Saat Giandra tidak berhasil menghubungi Neeta karena wanita itu tak menjawab panggilannya. Giandra langsung bergegas mengemudi dari kantor menuju ke rumah. Dan
