Begitu Lina pergi dari ruangan Rio, Clara terduduk lemas di lantai, matanya memerah, Rio langsung memeluk Clara dengan erat. “Jangan sedih Sayang, kita pasti bisa mengambil hati mama, pasti bisa,” ucap Rio menguatkan Clara. “Clara tidak mau menikah tanpa restu dari mama,” sahut Clara, suaranya terdengar parau, menandakan dirinya sedang menahan sesak di dadanya. “Abang akan berusaha Sayang, abang akan usaha supaya mama merestui kita, asalkan dek Clara jangan pernah pergi dari sisi Abang,” pinta Rio. Rio membantu Clara untuk berdiri kembali, dia berdiri di hadapan Clara, lalu mengusap air mata Clara yang menetes di pipinya. “Semua pasti akan baik-baik saja sayang,” ucap Rio. Clara mengangguk sambil tersenyum. “Clara pulang dulu ya,” ujar Clara. “Abang antar ya.” “Tidak usah, Clara n

