Mendengar ucapan Bian, seperti ada ribuan belati yang menancap di hati Alea. Rasa sesak di dadanya hampir saja membuatnya limbung.
Lelaki itu ....
Alea menarik napas panjang. Meredam rasa sakit yang mengalir ke ruang hatinya. Kedua matanya masih menatap kedua manusia tidak berakhlak itu dengan tajam.
Alea sengaja tidak berkedip. Wanita itu dengan kuat menahan agar air matanya tidak tumpah di hadapan mereka berdua.
"Ternyata kamu memang pecinta barang bekas ya? Setelah mengambil suamiku diam-diam, sekarang kamu juga menginginkan ranjang bekasku?"
"Kau!" Amara melotot mendengar ucapan Alea.
"Aku tidak pernah mengambil suamimu! Kamu lah yang telah merebutnya dariku. Jika bukan karena kamu, aku dan Mas Bian pasti sudah menikah sedari dulu!" Amara berteriak kesal.
Dia tidak terima Alea s
