Moza berjalan keluar restoran, menahan rasa malu bercampur gondok setelah ditinggalkan begitu saja oleh Bara. Bahkan dia tak jadi memesan makanan dan langsung keluar untuk menghindari tatapan kasihan yang ditunjukkan oleh orang-orang sekitar terhadap dirinya. "Bara benar-benar kurang ajar!" Moza mengentakkan kakinya, kesal bukan main. Kini dia berdiri di depan restoran, seperti orang hilang tak tahu arah tujuan. "Sial! Memang apa istimewanya sekretaris sialan itu!" Dia terus menggerutu tanpa sadar ada seseorang yang berdiri memperhatikan dari belakang. "Aissh! Terus aku pulang bagaimana? Harusnya tadi aku bisa memprediksi hal ini akan terjadi. Bodoh!" Moza mendengkus kasar, meratapi nasibnya yang malang. Suara deheman dari belakang membuat Moza terkesiap, refleks dia menolehkan kepalan