Chapter 34

2492 Words

Sepanjang perjalanan menuju rumah orang tua Xander, Seruni gelisah. Duduknya tidak pernah tenang. Sebentar ia menghadap kanan, kiri atau mematung memandang jalan di depannya dengan pikiran melayang-layang. "Kamu kenapa gelisah begitu duduknya? Bisulan?" Pertanyaan asal-asalan Xander direspon Seruni dengan gelengan kepala. "Ambeien?" Xander melirik Seruni yang gelisah bagai cacing kepanasan. Seruni kembali menggelengkan kepala. "Lantas? Saya sudah terlalu tua untuk diajak bermain tebak-tebakan." Seruni menghela napas. Ia kesal karena merasa diperlakukan begitu tidak adil. "Sama, Mas. Saya juga merasa sudah terlalu tua untuk diajak bermain pacar-pacaran dan umpet-umpetan. Saya gelisah karena saya bingung Mas suruh begini begitu tanpa alasan yang jelas. Yang terus bermain tebak-tebakan it

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD