Elea menatap jarum jam yang sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Sudah sangat larut sekali tapi Elea masih terjaga. Ia lalu melirik ke arah sampingnya, dimana Rain tertidur dengan menggenggam tangannya sangat erat, seolah tidak ingin terlepas. Elea lalu teringat akan pembicaraan beberapa jam yang lalu, tentang Rain yang ingin menceraikan kakaknya. Elea tidak munafik jika hatinya merasa senang atas keputusan itu. Akan tetapi logikanya mengatakan kalau ini adalah hal yang salah. Saat ini Vania sedang hamil, wanita itu jauh lebih butuh Rain daripada dirinya. Lebih baik ia yang mengalah dan pergi dari kehidupan pria ini. "Rain, jika memang kisah kita hanya sampai disini, aku akan terus mengingatnya dan menjadikan ini kenangan paling manis dalam hidupku. Aku harap kau membenciku dan melupakan aku,