Tiga puluh empat

1131 Words

Aurora memakai kaca mata hitamnya, lalu bibirnya ia timpa dengan lipstik berwarna merah menyala. Setelah berdandan ala- ala Ibu sosialita, ia pun berjalan menghampiri Lily sambil menenteng tas Hermesnya. Ya, ia dan Reyhan sepakat untuk menggoda gadis nakal itu. “Ehm. Permisi Nona.” Aurora berbicara dengan suara yang berbeda dari biasanya. Ya, selain pandai menggambar, dia juga pandai menirukan berbagai macam suara. Salah satunya adalah suara kartun tuyul kembar dari Negeri Jiran. Lily dan pria itu menoleh. Menatap Aurora yang sedang berdiri di sampingnya sambil melipat tangannya di depan d**a dengan ekspresi yang sangat datar. Sungguh, dia terlihat sangat angkuh sekali. “Ada apa?” tanya Lily heran. “Apa benar ini anakmu?” Aurora bertanya sambil menunjuk Fairy yang berdiri di

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD