Deg …. Deg.
Deg …. Deg.
Deg …. Deg.
Deg …. Deg.
Spot jantung Ash berpacu dengan waktu. Tiap detik yang bergulir bagai seratus hentakan mematikan yang menghantam tiap inci dari bagian luar dan dalam tubuh Ash. Organ-organ di dalam tubuhnya serasa terguncang. Dan rasa sakit yang menjalar dari ujung kepala sampai ujung jari kaki sang pangeran sangat menyiksa.
BRUGH!
“Hah ...! Hah …! Hah …!”
Ash langsung ambruk dengan posisi hampir bersujud. Tangannya masih berusaha menahan tumpuan tubuh sebelum wajahnya menyentuh tanah, kedua lutut Ash juga tertekuk untuk menyeimbangkan posisi badan.
Seluruh tubuhnya terasa remuk karena jantung yang semakin mengamuk, seolah tengah memanggil paksa sang kematian untuk segera menjemput.
Napas pemuda berwajah kecil itu tampak semakin tidak beraturan. Ti
