Legenda Lima Pahlawan (3)

1152 Words

Malam pun tiba. Setelah makan dan berbincang-bincnag seidkit, Ash segera kembali ke kamarnya dengan dalih ingin belajar—membaca buku-buku—sendirian saja. Padahal Ash sedang merencanakan sesuatu. “Mendung. Tidak ada bulan, meski matahari telah tenggelam sejak beberapa jam yang lalu.” Ash bergumam ringan. Berdiri sambil menumpu pagar pembatas pada balkon di kamar istimewanya ini. “Ke langit … ya.” Ash menengadah lagi. Menatap hamparan awan gelap yang tampaknya bisa menumpahkan seluruh isi berupa hujan yang mungkin saja akan disertai dengan angin ribut, serta petir, kilat, dan juga gunturnya. “Ini kebetulan yang sayang kalau aku lewatkan.” Ash mulai merenggangkan tubuhnya. Ia berpikir untuk terbang menembus awan-awan di sana. Mesti tentu saja itu akan memakan resiko. Bahkan sebagai Penyihi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD