Bab 1

2163 Words
Diandra mengumpat kesal dirinya lupa bahkan bangun kesiangan, hari ini dirinya ada jadwal untuk menemani kekasihnya Gym. Diandra buru buru untuk mandi dan mempersiapkan dirinya dia tidak mau lagi mendengar ceramah yang berbuntut panjang karena kekasihnya yang kesal. Abelano selalu meminta Diandra untuk selalu menemaninya, dimanapun Abelano berada suatu kewajiban adanya Diandra. Posessive yang berlebih terkadang membuat Diandra tidak nyaman dengan apa yang dilakukan oleh kekasihnya itu. Diandra terkadang memiliki keinginan untuk melepaskan dirinya dari penjara Abelano yang selalu saja membuatnya sesak, dirinya terus saja menuruti apa yang menjadi perintah Abelano bahkan di saat dirinya tidak menginginkan hal itu untuk dilakukan. selama ini Diandra selalu menjadi orang penurut bagi Abelano, dia melakukan hal ini bukan tanpa sebab, dirinya hanya tidak mau orang lain yang menjadi sasaran karena dirinya tidak melakukan apa yang sudah menjadi keinginan Abelano. Abelano selalu mengancamnya bahkan jika dia menjadi orang yang pembangkang orang di sekitarnya lah yang akan menjadi sasaran. Abelano menganggap semua orang itu membuat Diandra berubah, bukan hal yang sulit untuk menyingkirkan semua orang itu dia tidak ingin Diandra berubah pikiran dan meninggalkan dirinya. Diandra hanya tidak mau orang yang dia sayang apalagi teman-teman yang dimilikinya menjadi korban dari apa yang dilakukan oleh Abelano. Diandra sudah cukup sabar dia terus menerus menerima segala yang dilakukan oleh Abelano. ingin dirinya pergi dari sisi Abelano tapi apakah dia bisa melakukannya? apakah dirinya tega mengorbankan teman-temannya ? tentu saja Diandra berpikir ribuan kali untuk melakukan hal itu. tin tin tin suara klakson mobil terdengar, Diandra segera mempercepat langkahnya dia bahkan hanya memakai bedak dan lipstik nya dia memakai kaos oblong dan celana jeans dia tidak mau terlalu ribet karena memang waktu yang dimilikinya tidak banyak. Abelano yang melihat adanya Diandra dirinya langsung keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk kekasihnya itu, Abelano memang sangat perhatian dengan kekasihnya tapi sikap posessive nya itu yang selalu membuat wanita ini jengah dan bahkan tidak tahan dengan Abelano. "Pesanku kenapa nggak di balas?" tanya Abelano menyelidik. "Aku kan mandi sayang," jawab Diandra. "Coba ulangi" ujar Abelano, tumben tumbenan Diandra memanggilnya sayang. "Aku tadi mandi" jawab Diandra. "Bukan yang itu sayang, ulangi lagi" pinta Abelano yang kini tersenyum lembut melihat kekasihnya yang sudah memerah karena malu. "S-A-Y-A-N-G" ucap Diandra penuh penekanan. Abelano tertawa kencang, dirinya tidak bisa mengendalikan tawa yang keluar dari mulutnya. Abelano puas melihat kekasihnya mengatakan kata sayang, Diandra orang yang pemalu bahkan memanggil 'sayang' itu pun bisa di hitung jari, kebanyakan Diandra akan memanggil sayang ketika dirinya melakukan kesalahan. Diandra melakukan hal itu agar Abelano luluh dan memaafkan dirinya. Diandra takut jika kekasihnya marah padanya entah apa yang akan terjadi pada dirinya ketika Abelano marah padanya. "Mas, katanya mau Gym?" tanya Diandra ketika Abelano menyetir ke arah yang berbeda dari tujuan. "Aku pengen berduaan sama kamu sayang, pengen jalan jalan dan belanja" ujar Abelano. "Ya udah aku temenin" jawab Diandra. "sebelum kita belanja sebaiknya kita isi perut kamu terlebih dahulu, kamu kebiasaan bangun nya siang perutnya ga diisi dulu emangnya mau aku isi dengan bayi perutmu hah? kesal kali aku begadang nonton drama Korea kesehatan ga dipikirkan mentang mentang besoknya libur" marah Abelano. ketika Abelano sudah seperti ini yang bisa dilakukan oleh Diandra hanya diam, mana mungkin dia berani menyela apa yang dikatakan oleh Abelano ketika semua yang dikatakan oleh Abelano benar. "Dengerin ga sih kalau di omongin itu?" ujar Abelano. "Denger kok, jangan marah marah terus" cicit Diandra takut. "Kamu sukanya gitu dari awal udah di peringatkan masih saja begitu, lama lama aku sabotase semua drama Korea milikmu" ancam Abelano. "Mamas, Aku janji ga gitu lagi" rengek Diandra. Diandra tidak mau drama kesayangannya hilang, memang kesalahan dirinya yang sudah tidak menuruti apa yang dikatakan oleh Abelano dan hal itu membuat dirinya kesal sendiri bahkan jadwal tidurnya juga berantakan karena dirinya penasaran dengan drama yang belum selesai dia tonton. "Kalau kamu mengulangi lagi hal yang serupa siap siap aja ya? aku nggak akan tinggal diam" ancam Abelano. "Iya janji kok" ujar Diandra. "Good girl" ucap Abelano lalu mengusap kepala Diandra penuh sayang. Abelano tidak akan memarahi Diandra terlalu lama, dirinya sangat menyayangi Diandra dan bahkan tidak akan tega melihat air mata kekasihnya jatuh, dia merasa bersalah dan langsung meminta maaf jika dia kelepasan. Abelano selama ini tau apa saja yang dia lakukan oleh Diandra apalagi di kampus, dirinya kesal banyak orang yang tidak suka dirinya bersama dengan Diandra bahkan banyak yang mengatakan seharusnya Diandra putus dengan Abelano, jika mendengar hal itu Abelano ingin langsung menghabisi orang itu. hubungan mereka hanya mereka dan Tuhan yang tau, orang lain di larang berkomentar karena mereka tidak ada di dalam hubungan mereka. selama Diandra mau dan mereka nyaman kenapa hubungan mereka harus berakhir? Abelano tau dirinya sangat posessive tapi dia melakukan hal ini karena memang dirinya sangat mencintai Diandra. Abelano tidak ingin Diandra tergoda dengan laki laki lain dia tidak ingin kekasihnya sampai meninggalkan dirinya demi orang lain. "Sayang mau sarapan apa?" tanya Abelano. "Aku pengen makan soto daging" pinta Diandra. "Di tempat biasanya kan?" tanya Abelano. "Iya Mas" jawab Diandra. Diandra sebenernya sudah menyayangi Abelano, dirinya nyaman tapi terkadang rasa bosan karena terkekang membuatnya berubah pikiran. Abelano kadang menjadi orang waras seperti orang lain pada kebanyakan tapi terkadang jika dirinya berinteraksi dengan laki laki lain bahkan hanya dalam mengerjakan tugas membuat dirinya kesal. Abelano benar benar tidak bisa mentolerir apabila Diandra bersama dengan laki laki lain selain dirinya. Abelano menjaga Diandra dengan baik dirinya tidak mau orang lain menyakiti Diandra menurutnya orang lain berbahaya bagi Diandra dan hanya dirinya lah yang pantas bersama Diandra karena bisa menjaga Diandra dengan sangat baik. *** Mereka sudah kenyang, Diandra kini sudah bersiap menemani kekasihnya untuk belanja. jika kalian pikir laki laki belanjanya singkat kalian salah besar, mereka bahkan juga banyak memilih seperti wanita ketika belanja jangan salah Diandra harus kenyang dulu baru semangat untuk menemani kekasihnya belanja. "kamu mau beli apa mas?" tanya Diandra. "mau lihat lihat sayang" jawab Abelano. walaupun hanya memakai pakaian sederhana tapi kecantikan Diandra membuat banyak orang yang meliriknya, Abelano semakin mengeratkan pelukannya, dirinya hanya ingin memastikan bahwa orang orang yang melirik Diandra tau bahwa wanita cantik ini sudah ada yang punya. "Sayang, pengen itu" pinta Diandra. dirinya bahkan tidak memikirkan apa yang Abelano rasakan dirinya sudah biasa menghadapi ke posessive an yang dimiliki oleh Abelano. "pengen apa sayang?" tanya Abelano. "pengen wafel itu " jawab Diandra dengan mata yang berbinar. "Ayo beli dulu sayang" ajak Abelano. Niatnya memang ingin melihat lihat dan jalan jalan bersama kekasihnya, apapun yang diminta oleh Diandra akan dia kabulkan, kekasihnya itu terkadang membuatnya kesal karena tidak pernah meminta sesuatu dirinya hanya minta makan ini makan itu. Abelano tidak pernah meminta persetujuan dari Diandra ketika dirinya akan membelikan baju atau tas untuk Diandra, jika Abelano bertanya pasti Diandra akan menolaknya mentah mentah. Diandra bukan sama seperti wanita lain yang bahkan hanya mengincar harta yang dimilikinya, semuanya berbeda dengan Diandra yang sangat tulus bersama dengan Abelano. Diandra yang bahkan tidak meminta apapun juga semua kebutuhan Diandra akan dia penuhi. keluarga Diandra di kampung tetap mengirim uang setiap bulannya untuk Diandra tapi semuanya Diandra tabung karena itu perintah dari Abelano. Abelano hanya ingin membiayai Diandra tanpa harus membuat orang tua Diandra bertanya tanya dengan apa yang terjadi pada anak nya sebenarnya. jika Diandra menolak kiriman dari kampung maka kedua orang tuanya akan penasaran apa yang dilakukan anaknya, Diandra hanya tidak mau orang tuanya curiga. Ketika sedang belanja kini Diandra mendapatkan telepon dari ibunya, Diandra langsung mengangkatnya dan bertanya apa yang terjadi sebenarnya. ibunya bahkan sangat jarang menelponnya di waktu yang seperti ini. via telepon. "Hallo nduk, ini ibu" ujar ibu Diandra di sana. "Iya ibu, ada apa ?" tanya Diandra. "Nduk, Mbah kakung sakit pengen lihat kamu nduk. kamu bisa pulang Ndak? ibu kirim uang ya buat kamu pulang ke sini, nggak lama yang penting kamu pulang nduk Jumat, Sabtu sama Minggu kamu kan nggak ada kuliah nduk" ujar ibu Diandra. "ibu kok Ndak cerita sama Didi kalau, Kakung sakit?" tanya Diandra. "Maafin ibu nduk, ya udah ibu kirim uang ya buat kamu pulang. pakai pesawat aja nduk ibu ada uang kok" ujar Ibu Diandra dia ingin anaknya segera pulang. "Ndak usah Bu, uang Diandra cukup kok ada tabungan buat pulang Bu" ucap Diandra. "Uangnya di simpan aja nduk, ibu kirim uangnya kalau kurang nanti bilang sama ibu ya" pesan Ibu Diandra lalu mematikan teleponnya. Via telepon off. Diandra rasanya sangat lemas, entah kenapa kini dirinya memiliki firasat buruk yang akan terjadi. selama ini dia hanya tau Kakung nya sehat tapi setelah mendengar kabar ini rasanya dirinya sangat syok dan ingin segera pulang sekarang. "kenapa sayang?" tanya Abelano. "Kakung sakit mas, Diandra di suruh pulang ibu sekarang" jawab Diandra. "Ya udah ayo kita pulang, aku antar kamu sampai sana. aku nggak mau ya kamu sendirian dalam kondisi seperti ini" ujar Abelano. hubungan mereka sudah berjalan lama bahkan sudah satu tahun lebih, Diandra sudah pulang sekali ketika liburan dan ini pertama kalinya Abelano akan pulang bersamanya. Entah bagaimana reaksi orang tuanya nanti tapi Ini semua demi kebaikannya, Diandra juga takut jika nanti di jalan kenapa kenapa dirinya tidak sanggup pastinya panik tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri. "Mas mau ikut nginap? sampai Minggu?" tanya Diandra. "nggak papa sayang, ayo pulang di rumah udah ada baju ku kan? nanti mas bawa itu aja celana sama kaos udah cukup" ujar Abelano. "Makasih ya mas," ujar Diandra. Abelano segera melajukan mobilnya, dia mengendalikan mobilnya dengan cepat walaupun memang dengan kecepatan tinggi tapi Abelano mampu menguasai mobilnya dengan sangat baik. memang kini Abelano baru masuk semester lima sedangkan Diandra baru semester tiga, Diandra adik tingkat Abelano yang mampu membuat orang se kaku Abelano mengenal cinta bahkan sampai se cinta ini dengan Diandra, mungkin memang hal ini sudah takdir dari Tuhan mereka kenal dan menjalin hubungan. Mereka sudah sampai rumah, Diandra menata pakaian dia memakai satu koper untuk menata baju dan barang barang yang dia perlukan selama di sana, tidak banyak barang yang dia bawa karena memang dirinya tidak akan lama di sana. "sayang adanya pesawat jam empat lima belas menit, nggak papa?" tanya Abelano. "nggak papa mas, lagi pula ini udah jam sebelas. kita langsung berangkat aja ya mas? " ajak Diandra. "Iya sayang, ayo berangkat" ujar Abelano. Diandra mengangguk dirinya langsung menarik kopernya, sebelum pergi dirinya mengecek segala sesuatu sebelum meninggalkan rumah, Diandra meminta Abelano untuk melepas gal elpiji yang masih terpasang di kompor dan setelah itu dirinya tidak lupa menghidupkan lampu agar tidak ada orang yang sadar jika rumah ini tidak berpenghuni. setelah semuanya sudah selesai akhirnya mereka berangkat, jujur saja jantung Diandra berdetak cepat seperti ada sesuatu yang akan terjadi, rasanya panas dingin dirinya masih bingung dengan apa yang dia rasakan saat ini. "kamu kenapa sayang? jangan diam saja" ujar Abelano. Abelano takut jika Diandra diam seperti ini, rasanya dia tidak mau jika kekasihnya sedih. "Mas, nanti mobilnya mas tinggal di parkiran?" tanya Diandra mengalihkan pembicaraan. "aku minta sopir tunggu di tempat masuk" ujar Abelano "jawab apa yang kamu pikirkan?" "Aku hanya takut Kakung kenapa kenapa mas, hanya itu" jawab Diandra. "berdoa sayang, semoga nggak ada apa apa nanti" ujar Abelano. "Makasih ya mas, udah mau nemenin aku padahal besok kamu kuliah kan hari Jumat?" tanya Diandra. "gampang sayang, ga usah pikirin" balas Abelano. Abelano bahkan belum bicara kepada mamahnya keberangkatan dirinya menuju Jogja, dirinya mungkin nanti akan memberikan kabar ketika sudah berada di Bandara. *** pukul satu siang mereka sampai bandara, entah ada saja hal yang mengganggu perjalanan mereka menuju bandara, terlebih adanya kecelakaan yang mengakibatkan kemacetan panjang , ada rasa khawatir ketika melihat macet panjang tersebut tapi akhirnya mereka bisa lepas dari kemacetan itu dan bisa langsung melanjutkan jalan walaupun harus menunggu lama. Abelano bertemu sopirnya, dirinya langsung memberikan kunci mobil dan mengatakan dia akan ke Jogja hari ini. "sampaikan ke mamah ya pak" ujar Abelano. "baik den" ujar Sopir tersebut. Abelano langsung saja masuk ke dalam, dia tidak mau menunggu terlalu lama di luar, lagi pula ada waktu tunggu beberapa jam lagi dia juga ingin mengajak kekasihnya makan siang untuk mengisi perutnya itu. "Bentar sayang, aku telpon mamah dulu ya" "iya mas" ujar Diandra. Diandra juga mengabari ibu nya jika dirinya mendapatkan penerbangan jam empat nanti, ibunya hanya berpesan jika Diandra harus hati hati di perjalanan dan di minta mengabari ketika sudah sampai Jogja. Setelah Diandra sudah selesai menelpon begitu pula dengan Abelano, dirinya sudah ijin dengan mamahnya. mereka lalu segera check in dan menunggu di dalam agar nanti tidak ketinggalan pesawat. walaupun Diandra terus panik dirinya hanya bisa diam, Abelano yang peka terus menggenggam tangan dingin kekasihnya yang bahkan tidak mau makan karena nafsu makannya tiba tiba hilang mendengar kabar yang mengejutkannya tadi. Pukul dua lebih lima belas menit kakung nya meninggal Dunia, Diandra menangis mendengar kabar dari ibunya itu. dirinya bahkan berusaha untuk pulang cepat tapi takdir berkata lain, Diandra kesal kenapa ibu nya tidak mengatakan hal ini sejak kemarin dirinya bahkan belum bertemu kakung dan kini Kakung sudah meninggalkan dirinya untuk selamanya. "sabar sayang," ujar Abelano yang memeluk Diandra. Abelano sedih melihat kekasihnya menangis, dia mengusap air mata kekasihnya dan terus mendekapnya dirinya tidak tahan dengan tangisan Diandra. "pengen kesana sekarang, hiks " tangis Diandra. "sabar sayang, maaf ya aku ga bisa bantu privat jet milik papah sedang di gunakan papah meeting di Singapore aku ga bisa pakai itu" ucap Abelano. Keluarga Abelano memang sangat kaya raya, mereka memiliki segalanya tapi kini ketika Diandra membutuhkan, Abelano merasa menyesal karena tidak bisa mewujudkan apa yang menjadi keinginan kekasihnya. waktu yang tidak tepat, mungkin memang ini semua sudah takdir Tuhan dan Diandra harus menerima semuanya dengan ikhlas bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD