Di dalam mobil, Nixie mengerang pelan saat perutnya kembali terasa nyeri. Ini bukan pertama kalinya dia merasakan kontraksi, tetapi kali ini berbeda—lebih intens, lebih mendesak.
Ia mencoba bernafas perlahan, mengikuti instruksi yang pernah dia pelajari dari kelas persiapan melahirkan, namun tetap saja rasa sakit itu tak tertahankan.
“Baby, apa kau baik-baik saja?” Suara Xaquille terdengar khawatir di sampingnya nakun tetap fokus menyetir.
“Aku... aku pikir ini saatnya, Honey,” Nixie mengeluh sambil mencengkeram lengan Xaquille. Rasa sakit itu datang lebih sering dan lebih kuat daripada sebelumnya.
Xaquille tidak butuh penjelasan lebih lanjut. Ia segera menekan gas mobilnya lebih dalam agar lebih sampai ke rumah sakit terdekat, mengabaikan rasa gugup yang berdenyut di dadanya.
Wakt
