Yoan tetap diam dan tak bergeminng. Pandangannya tetap fokus ke arah depan menatap layar televisi yang besar. Ridho melirik ke atas menatap wajah oan dari arah samping. Jari -jarinya mulai nakal menggoda Yoan. Jari telunjuk dan jari tengahnya berjalan di atas bahu Yoan dan berbisik. "Jadi pergi gak?" tanya Ridho pada Yoan. Cukup menggelitik sekali jari -jari itu menari dibahunya. Memuat bulu roma Yoan berdiri dan membuat tubuhnay meriding tak karuan. Enak sih, bikin nagih tapi sedang dalam mood yang tidak baik. Yoan cukup tetap mempertahankan gaya angkuhnya saja. Semua perempuan pasti pengennya dilembutin, dimanjain dan didahulukan bukan mendahulukan. Harga mati ifat perempuan yang sebnarnya gak sabaran main seruduk juga. "Males. Udah gak pengen pergi," ucap oan pada Ridho. "Hem ... Ka