“Jangan aneh-aneh, Kak. Kalau aku hamil, aku akan cari kakak buat tanggungjawab. Lalu ada berita seorang polisi menghamili seorang gadis,” ucap Adiva. Aku menjauhkan tubuhku dan membantunya bangkit. “Ayo kita makan. Nanti kita dikira aneh-aneh sama ibu kamu!” ajakku. Adiva menganggguk, membenahi rambutnya sebentar sebelum merogoh kunci di saku celanannya. Aku membuntuti Adiva untuk turun, sepanjang perjalanan gadis itu terus lengket di dekatku. Aku juga tidak masalah, katanya aku dan dia dulunya sering begini. Sampai di ruang makan, orangtua Adiva menatap kami aneh. Pandangan mereka lebih fokus ke arahku, aku menghela napas berat. Kaos kekecilan ini lah yang membuat mereka menatapku. “Adiva, itu kaos siapa kamu pakaikan ke Alfath?” tanya ayah Adiva. “Itu kaos Kak Alfath sendiri k