Jujur saja, Chandra tak suka menyaksikan pemandangan di luar sana. Ruang kerja Jordan berdahapan langsung dengan sebuah taman, sejak satu jam yang lalu fokusnya tidak beralih. Menonton dengan khidmat kedua anak manusia yang berhasil membuat hatinya berdenyut tak suka. “Oh, sudah tamat?” Itu Jordan. Tubuhnya tiba-tiba berdiri di samping Chandra. “Kemana perginya mereka? Apa aku melewatkan sesuatu?” imbuhnya bergumam sambil melongokkan kepala, ke sana ke mari matanya berkeliaran mencari sosok Sean dan Rahee. Chandra menghembuskan napas berat. Kaki panjangnya melangkah menuju sofa, ia terduduk di sana diikuti Jordan di belakangnya. “Aku mencintai Rahee.” Sudah bukan rahasia pribadi, Jordan mengangguk, ia sudah tahu. “Tapi Rahee mencintai Sean, sayang sekali kau harus patah hati lagi.” Jaw