17. May We Bye

1652 Words

Nyonya Byun menangis histeris di pelukan suaminya. Dia tergugu mengetahui fakta bahwa nyaris saja dia membunuh cucu-cucunya. Di rumah sakit ibu dan anak yang menurut rekomendasi, paling tokcer dokternya. Nyonya Byun membawa menantu hamilnya ke sana berhubung jaraknya juga tidak jauh. “Siapa namamu, Nak?” tanya Nyonya Byun setelah memohon ampun kepada “Yerin, Kim Yerin.” Menantunya. Wajah pucat itu membuat Nyonya Byun merasa sangat bersalah. Apalagi saat tiga jam Yerin menutup mata, sekalipun dikabarkan janinnya terselamatkan, hanya pendarahan ringan, tapi Nyonya Byun kalang kabut paniknya. Selama ini bukankah dia semangat ingin cucu? “Maaf.” Yang sejak awal terucap terulang lagi, Nyonya Byun terisak lagi, wajah tuanya disimbah air mata. Dari sana Yerin berdesir. Hatinya menghangat.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD