BAB 68. Street Food

1182 Words

“Pakkk aku takuttt!” “Tenang, tenang, kan ada aku. Sundel bolongnya sudah kuusir kok. Ayo jalan lagi pelan-pelan.” Lilian masih terus memeluk Axel seraya berjalan perlahan dari sana. Meninggalkan sundel bolong yang mengatupkan kedua telapak tangan sebagai tanda mengucapkan terima kasih pada Axel. Karena begitu eratnya Lilian memeluk Axel, sehingga dia tidak sadar sudah keluar dari arena rumah hantu. Axel menepuk-nepuk lengan Lilian pelan. “Lilian. Lilian. Kita sudah di luar.” “Hah?!” Lilian mengurai pelukan. Seorang petugas penjaga rumah hantu senyum-senyum sehingga membuat Lilian malu seketika. Lilian mendongak pada Axel, semburat merah muda jelas terlihat pada kedua wajahnya. “Ehm … maaf ya, Pak,” bisiknya lalu kembali tertunduk. Dia cepat-cepat berjalan dari sana. “Ciieee anget ni

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD