Dimas memberikan botol minuman dingin berisi teh. “Ini minumannya, Win. Minumlah mumpung masih dingin.” Kemudian Dimas minum minumannya sendiri yaitu kopi. “Terima kasih.” Wina membuka botol minuman itu, tapi dia agak terkejut, sebab ternyata mudah sekali, segelnya sudah terbuka. Wina menatap Dimas yang duduk di sampingnya. Dimas langsung paham. Dia tersenyum. “Itu aku bukakan sekalian untukmu tadi. Supaya kamu nggak repot-repot. Minumlah, Win. Kita sudah capek-capek keliling toko kan tadi. Nih, aku saja sudah habis setengahnya.” Dimas mengangkat botol minumannya sendiri yang memang benar hanya tinggal setengah isinya. Wina mengangguk. Dia meminum teh itu. Memang benar dia cukup haus, minuman dingin terasa segar membasahi tenggorokan. Dimas tersenyum melirik Wina. “Kita jalan ya, Win?