Axel dan Lilian sampai di rumah sakit. Mereka langsung menuju kamar rawat Atika. Di dalam kamar ada Wina yang sedang membereskan baju-baju dan barang lainnya ke dalam tas.
“Kak Wina, aku tinggal sebentar, ya. Aku akan urus administrasi dulu,” ucap Lilian. Wina mengangguk.
“Akan aku temani.” Axel langsung berjalan mengikuti langkah Lilian. Atika dan Wina saling berpandangan dan tersenyum penuh arti.
“Win, sepertinya Nak Axel sangat baik, ya. Berbeda jauh dengan suaminya Lilian, si Edwyn itu. Ibu kok senang ya waktu Lilian cerita dia minta cerai. Ibu kasihan pada Lilian, dia masih sangat muda, masa depannya masih panjang. Anak itu pantas mendapatkan yang jauh lebih baik dari Edwyn. Apalagi kelihatannya Nak Axel itu nggak pelit. Iya, kan?”
“Iya Bu, benar. Kalau Lilian bahagia, aku juga ik
