“Maafkan aku. Aku hanya tidak ingin menyusahkan kalian semua lagi,” kata Bastian lemah, tidak berani melihat mata wanita yang diam-diam sebenarnya sangat dicintainya itu. “Menyusahkan bagaimana? Kenapa kamu selalu ingin menanggung semuanya sendiri? Aku sudah bilang akan selalu berada di sisimu apa pun yang terjadi, bukan? Tolong percayalah kepadaku,” balas Anggun seraya meraih sebelah tangan pria itu dan menggenggamnya erat. Keduanya saling pandang dalam diam, lalu Kinnan yang melihat sejak tadi tiba-tiba berkata pelan. “Apakah kalian sedang bertengkar?” Anggun terkejut, menoleh ke arahnya dengan senyum manis. “Sayang. Kenapa kamu berkata demikian?” “Papa Rivaldi dan mama Malika suka seperti itu setiap hari. Temanku bilang itu namanya bertengkar.” “Oh, ya, ampun! Malika dan Rivaldi me

