Malika vs Anggun

1047 Words

Keesokan paginya, Malika dan Kinnan menjenguk Anggun pagi-pagi sekali. Keduanya datang membawa buah dan bunga untuknya. “Mama!” seru Kinnan senang dengan wajah girang luar biasa. Kedua tangan terentang lebar sambil berlari ke arah ranjang pasien. Anggun yang sedang duduk bersandar di kepala tempat tidur segera menoleh ke arah kedatangan putrinya. Dia juga merentangkan kedua tangannya dan tersenyum lebar. “Sayang! Aku merindukanmu!” “Aku juga merindukan, Mama!” Malika tersenyum melihat adegan itu. Tentu saja dia tersenyum karena melihat Kinnan yang sedang bahagia, bukan karena terharu oleh adegan yang ada di depan matanya. Andai saja Anggun berhati baik dan tidak licik seperti Susan, dia sudah pasti tidak akan bersikap bermusuhan kepadanya. Tidak peduli meski dia cemburu sekalipun. Ba

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD