Harima yang melihat adegan itu segera mendekat dan berbisik cepat. “Kamu gila, Malika? Kamu ingin bertengkar hebat, ya, dengannya? Bagaimana kalau mantan istrinya malah merebut suamimu kembali?” Malika mengerutkan kening kesal. Perasaannya berputar-putar. “Biarkan saja. Bukankah orang-orang pasti ada yang akan mengecapku sebagai pelakor seperti yang pernah Susan lakukan kepadaku? Apa yang aku katakan tadi juga tidak ada yang salah. Bercerai sepertinya bukan hal buruk.” “Malika! Bagaimana bisa kamu berkata begitu?” Harima tahu siapa Susan. Tapi, dia tidak percaya kalau Malika adalah pelakor. Hal itu sudah dijelaskan oleh bos mereka sendiri, dan dia juga melihat buktinya sekarang. Kalau dia adalah pelakor, Kenapa dia begitu santai membiarkan mantan istri bosnya bersikap semau dia bersama

