Di hari Sabtu, mereka menikmati liburan lebih baik daripada sebelumnya. Terlebih lagi Malika akhirnya setuju untuk menambah liburan mereka menjadi dua minggu lamanya. “Aku tidak enak hati dengan kelakuan Rivaldi. Jika kamu memang tidak bisa menjaga putra kami, maka katakan saja, ya! Aku tidak ingin memaksamu melakukan semua itu.” Malika menatap nanar Anggun dan putranya melalui layar ponsel yang ditegakkan di atas meja. Terlihat bayi tampan itu tidur dengan nyenyak dalam gendongan sang wanita. “Kamu bicara apa, Malika? Aku malah senang karena lebih bisa menghabiskan waktu dengannya. Aku merasa kalau bayi kalian punya hubungan batin denganku. Aku merasa kalau apa yang aku lakukan sekarang seperti mengingatkanku kepada Kinnan sewaktu baru lahir dulu.” Anggun tersenyum sangat manis dan m

