Keesokan hari, Dyandra menelepon sebuah nama yang kemarin sempat ingin ia jauhi. Akan tetapi, tidak lagi. “Ya?” jawab Skylar datar. Lelaki itu semalaman tidak bisa tidur sama sekali. Tangannya sudah gatal ingin menghubungi Dyandra di nomor asli sang wanita, tetapi selalu menahan niat tersebut. Tidak mau membuat keadaan semakin rumit bagi kekasih gelapnya. “Maafkan aku, Sky ….” “Maaf kenapa?” Skylar menahan napas. Apakah Dyandra benar-benar ingin berpisah dengannya? Sampai sini sajakah hubungan mereka? “Maaf karena kemarin terlampau emosi dan menginginkan hubungan kita berakhir,” ucap Dyandra terdengar menyesal. Helaan napas lega terdengar dari bibir kemerahan alami sang lelaki. “Kamu tidak ingin kita berakhir?” Memastikan sekali lagi. “Ya, aku tidak ingin kita berakhir. Kemarin a

