DUA PULUH SEMBILAN

1377 Words

Dengan duduk bersandar di atas bansal rumah sakit. Aliff terlihat menatap kosong keluar jendela yang ada di dalam kamar rawat inap nya. Dia siuman semalam, tepat saat Shania pergi menemui Alul. Dan, pria itu pagi ini sudah terlihat baik - baik saja. Walau beberapa luka memar masih terlihat jelas. Juga, perban yang melilit di kepalanya. Ia masih merenungkan semuanya, kejadian kemarin. Ia tidak akan menyalah kan Alul, atau mengharapkan Maaf dari Alul. Justru ia merasa sangat bersalah pada pria itu. Ia juga merasa kalau ini memang pantas ia dapat kan. Bahkan, mungkin tidak seberapa dengan apa yang di rasakan oleh Alul saat ini. Cklek Pintu kamarnya di buka dari luar. Membuat Aliff menoleh dan langsung memberikan senyuman lebar, pada orang yang baru saja masuk. "Pagi " sapa Shania. "Sar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD