Ch-120

1081 Words

Leebin mundur lalu berbalik dan pergi meninggalkannya. Air mata pria itu masih terus mengalir membasahi kedua pipinya. Dia mendengar teriakan disertai isakan tangis Melisa. Namun langkahnya tak bisa dihentikan, pendengaran dan penglihatan terasa tertutup karena memorinya muncul begitu mendadak. Masih berjejal-jejal memenuhi kepalanya.. Pria itu masuk ke dalam kamarnya sendiri. Dia duduk di tepi tempat tidurnya. "Leebin! Jangan pergi!" Melisa bergegas berdiri sekuat tenaga. Melangkah mengikutinya, didapati olehnya pria itu tengah duduk di tepi tempat tidur. Termenung diam menatap dinding kamarnya, air matanya masih terus menetes membasahi kedua pipinya. Tidak ada ucapan yang meluncur keluar dari dalam bibirnya. Melisa menjatuhkan dirinya, duduk di bawah kakinya. Pandangan mata Leebin ke

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD