Leebin masih tidak terdengar kabar berita keberadaannya, sudah satu bulan pria itu menghilang begitu saja. Yang menjadi pertanyaan adalah kedua orang tuanya tidak mencarinya ke Jakarta.
Revan merasa nyaman karena tidak ada batu sandungan lagi di dalam hidupnya. Revan Pratama pulang ke rumahnya setelah kencan malam itu dengan Melisa, pria itu tinggal seorang diri di salah satu rumah mewah kalangan elite.
Dia berdiri di sisi mobilnya, samar-samar nampak bayangan pria yang sangat dibencinya. Leebin dengan kepala berlumuran darah mematung berdiri di luar pagar besi rumah mewahnya. Tatapan matanya sangat dingin, Revan meraba bulu tengkuknya yang mulai meremang akibat menyaksikan musuh bebuyutannya dengan penampilan mengerikan.
Dia mencoba meraih kesadarannya dengan mengusap kedua matanya.
