Melisa belum melepaskan genggaman tangan kanannya pada rambut Ana. Dia menikmati setiap jeritan Ana, untuk melampiaskan kekesalan hatinya. Dia masih ingat bagaimana Revan melukainya hanya demi wanita di depannya itu. Dan kini wanita itu juga berusaha mendekati Leebin secara terang-terangan. Dia tahu Leebin tidak akan tertarik pada sahabatnya tersebut. Tetap saja dia tidak senang karena Leebin sudah berjanji padanya akan menunggu dirinya. Melisa tidak akan mau cintanya terbagi, seperti yang terjadi pada masa-masa yang telah lalu saat ia bersama dengan Revan. "Lepasin rambut gue Mel! Sakit tahu!" Teriak Ana sambil menatap garang ke arahnya. Ana kelabakan memegangi pergelangan tangan Melisa yang masih menggenggam erat pada rambut panjang miliknya. "Ingat baik-baik! Gue masih bisa bersik