Damon tampak memukul seseorang dengan tangan nya yang terlihat kuat, dalam satu langkah saja ia mampu melumpuhkan lawan-lawan nya.
"Damon awas." teriakan Ruth membuatnya terjaga dan awas saat seorang pria bersenjata hampir saja menembakkan handgun nya, dengan cepat Damon meraih sebuah pistol yang ada di sudut pinggul nya dan menekan peluru hingga suara ledakan itu menembus kepala seseorang. Sama hal nya dengan Ruth ia terlihat seperti jhon wick versi wanita yang meloncat dengan lincah sembari memukul dan mematikan lawannya.
"C'mon baby." teriak Damon membuat Ruth langsung sedikit meloncat dan menaiki tubuh pria itu dan menendang kuat kepala lawan ya.
"Yesss!!! Kita menang." Ruth bersorak saat game yang sedang mereka mainkan tampak selalu berpihak pada mereka.
"Aku tidak menyangka kau luar biasa." Damon memegang lengan wanita itu dan melihat garis senyuman di wajah Ruth yang membuat hatinya tenang.
"Yah, kau juga. Jadi wajar kalau tangan mu itu sangat kuat Damon." Ruth memegang tangan pria itu lalu mengecup nya pelan, ia melihat sebuah luka gores disana dan mengusapnya pelan.
"Apa yang terjadi dengan tangan mu?" tanya Ruth membuat pria itu menarik tangan nya dengan cepat.
"Damon katakan. Apa kau menjadi tukang pukul atau penagih uang ?" Astaga- pertanyaan seperti apa yang di layangkan Ruth saat ini, apa Damon terlihat seperti tukang pukul atau deptcollector.
"Jangan mengada-ada Ruth. Aku hanya pelukis." Jawab Damon menatap wajah Ruth.
"Kalau begitu tangan mu tidak boleh terluka. Kau bahkan belum pernah melukis ku. Cihh!" Ruth berdecih kesal membuat Damon menarik pipinya yang bulat dan mencubitnya dengan manja.
"Aku terluka karna mu Ruth." Damon membatin sambil melihat wanita itu mengusap tangan nya, Ia terlalu banyak memukul pria yang terus menerus mendekati Ruth, entah kenapa ia benci interaksi antara Ruth dengan pria lain. Terlalu berlebihan memang, terlalu cemburu dan posessif tapi itu adalah cara Damon, ia ingin melindungi Ruth tidak ingin wanita itu terluka atau kejadian yang membuat Ruth sakit akan terulang.
"Kau memikirkan apa?" tanya Ruth sambil menatap mata hazel pria itu lekat, Damon tersenyum kecil lalu menghela nafasnya dalam tidak ingin mengungkap apa yang sedang ia fikirkan.
"Ruth, apa kau tidak siap jika kita menikah?" tanya Damon tiba-tiba membuat wanita itu melepas tangan nya dengan cepat, Ruth menunduk dan Damon sudah tau jawaban wanita itu.
"Aku masih ingin kuliah Damon, tinggal sedikit lagi bukan ? Aku hanya perlu satu tahun setengah dan di akhir tahun ini aku juga punya acara modeling yang bisa mendongkrak karir ku."
"Apa kau lebih mementingkan karir?"
"Damon! Itu impian ku sejak kecil dan kau tau itu. Aku sudah berusaha mati-matian dan ini adalah saat nya."
"Bagaimana kalau kau tidak terpilih?" Damon membuat Ruth terdiam, membisu tanpa mampu mengatakan apapun saat ini, Damon benar. Selama ini Ruth hanya di janjikan tapi tahun ini mungkin saja itu bisa menjadi kenyataan.
"Ayah dan daddy akan menjodohkan mu dengan pria lain minggu ini." Mata Ruth membulat besar, ia mengerutkan keningnya dalam rasa tidak percaya. Lidahnya terasa kelu dan bibirnya mulai dingin dalam rasa tidak percaya.
"Apa maksud mu Damon? Tanya Ruth penasaran, ia menelan salivanya kuat dan meremas sudut pakaian nya dengan kuat.
"Mereka mengatakan itu semalam." Damon membasahi bibirnya dan melihat Ruth merasa sangat terkejut.
"Kau pasti bohong, mereka tidak pernah memaksa ku Damon."
"Karna itu mengaku lah pada mereka kalau kau milikku."
"Tapi ayah dan daddy tidak akan setuju, apa yang ada di fikiran mereka saat tau ini, saat tau kau meniduri ku di rumah ini dan ---"
Ruth menahan ucapan nya saat melihat Damon bengkit, pria itu tidak ingin bertengkar sekarang.
"Damon!" Teriak wanita itu ikut berdiri dan membuat pria itu menoleh ke arah nya.
"Kau hanya punya waktu 3 hari, Jika kau tidak ingin mengatakan yang sebenarnya. Aku akan menganggap mu setuju dengan pertunangan itu dan setelah nya aku bersumpah akan pergi dari hadapan mu."
"Damon! Aku tidak ingin menikah di usia yang terlalu dini. Aku ingin kebebasan."
"Jika kau ingin bebas kenapa kau setuju tidur dengan ku! Aku sudah memperingati mu Ruth, kau tidak punya jalan kembali."
"Jadi kau melakukan ini untuk merebut kebebasan ku Damon ? Apa kau benar-benar mencintai ku ? Yahh--- mengingat sikap mu dulu sungguh aku sulit untuk percaya, aku menahan nya karna aku mencintai mu Damon."
"Apa kau berfikir aku pembohong ? Jika iya! Kenapa kau tidak berfikir, meminta waktu agar aku tidak melakukannya ? Kau bukan menahan nya Ruth tapi karna kau percaya padaku !" Damon membentak kasar membuat Ruth terdiam di tempat nya dan menatap pria itu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Aku tau agency model mu itu bermasalah Ruth, dan aku tau kau juga kadang memikirkan hal yang sama. Tapi kau terlalu takut, kau terlalu naif dan kau terlalu berambisi dengan sesuatu hal yang bahkan kau tidak mampu."
"Cukup Damon!" Teriak Ruth tidak sanggup mendengar ucapan pria itu, ia melihat nafas pria itu naik turun menatap nya, menahan emosi dan kemarahan dalam diam.
"Kau terlalu remeh dengan mimpi ku Damon, baiklah ! Selamat karna kau mendapatkan bagian dari hidup ku tapi, sungguh aku tidak ingin lagi hubungan ini berlanjut."
"Oh ya? Jadi kau memilih pertunagan itu?" tanya Damon merapatkan giginya dengan kuat, Ia mengepal tangan hingga urat-uratnya terlihat menonjol.
"Itu bukan urusan mu." Ruth memutar tubuhnya dan memilih untuk meninggalkan tempat dimana ia bertengkar hebat.
"Aku harap seorang bayi akan tumbuh di rahim mu." Teriak Damon dengan lantang sambil memukul tembok dengan sangat kuat, Wanita itu memilih menutup telinganya dan terus berjalan menjauhi Damon. Baginya saat ini impian adalah nomor satu, ia tidak peduli bagaimana buruknya agency itu yang jelas ia masih ingin berusaha.
________
Hubungan Damon dan Ruth tampak memburuk, mereka seakan kembali pada masa kemarin bahkan lebih parah, keduanya terlihat egois, tidak saling bicara dan terlihat kekanakan. Bahkan mereka saling menghindar dan berharap tidak akan bertemu di dalam rumah besar tersebut.
"Damon dimana Ruth?" tanya Alex saat ia baru saja sampai di rumah seperti yang ia katakan untuk kembali di akhir pekan ini.
"Mungkin daddy bisa menelponnya langsung, dia punya ponsel dan aku tidak punya urusan dengan nya."
Degg!! Jantung Alex merasa sesuatu yang tidak beres hadir disana, ia melirik ke arah Troy yang tampak menundukkan kepala, entah apa yang di fikirkan nya. Damon menatap Troy dan melihat pria itu seksama.
"Ayah, maaf ternyata aku tidak bisa menepati janji ku. Kalian bisa lakukan apapun untuk Ruth, mungkin aku hanya bisa memberi kalian saran biarkan dia bebas seperti yang ia inginkan." Troy menatap mata hazel itu lekat lalu menghela nafas. Ia cukup tau putri nya itu memang keras kepala dan Troy sudah menangkap sepertinya sebuah pertengkaran hebat terjadi di rumah ini selama mereka pergi.
"Apa yang terjadi damon?" tanya Alex meminta kepastian agar anaknya itu mau menjelaskan nya.
"Tidak ada yang terjadi daddy. Aku hanya terlalu muak dengan tingkah nya." Damon bicara sangat jujur lalu melihat Liora masuk ke dalam rumah bersama Stella dan ia segera menaikkan tubuhnya dari sandaran sofa tersebut. Ia mendekati Liora dan memeluk wanita itu erat, pelukan hangat wanita itu selalu membuatnya tenang dan biarkan ia berdiam diri sejenak seperti ini.
"Ruth." Panggil Liora saat melihat wanita itu turun dari kamar nya, ia berjalan pelan, mengigit jarinya dan mengulum bibir.
"Kemari lah." Damon memilih diam dan menutup matanya serta mengalihkan arah kepala nya ke kanan tubuh Liora.
Ruth menahan Saliva nya saat Liora meminta untuk memeluk nya, ia mendekati wanita itu hati-hati dan tangan Liora meletakkan kepalanya di sandaran bahu hingga mereka terlihat bersebelahan saat ini. Pelan-pelan Damon membuka mata dan melihat jelas mata biru Ruth yang sangat dekat, mata seorang wanita yang membuat nya hancur sekaligus bahagia. Mereka bertatapan sejenak dalam posisi itu seakan saling bicara dalam pelukan Liora.
Alex melihat itu, ia tau mereka berdua sebenarnya sulit di lepaskan namun tampaknya ada sesuatu yang terhalang, ia ingin mengetahui itu dan mengatasi masalah yang tidak seharusnya ada pada mereka. Damon menutup matanya lebih dulu membuat Ruth mengalihkan pandangan nya ke lantai. Pria itu menjauh dari Liora lalu meraih kunci mobilnya dan melarikan diri.
"Aku ke kampus dulu."
"Damon pergilah bersama Ruth, mobilnya masih di bengkel bukan?" tanya Alex membuat anak nya itu berputar kembali ke arah nya.
"Aku rasa dia bisa jalan kaki." Damon langsung meninggalkan mereka semua dan menghela nafas melihat tingkah Damon. Sementara Ruth hanya diam dan mengulum senyuman nya yang entah kenapa seperti ada sesuatu yang lucu.
"f**k!!!" Teriak Damon terdengar kuat di luar sana, suara bantingan pintu membuat Alex sedikit heran karna tingkah temperamental anak nya itu.
"Aku rasa dia juga akan jalan kaki bersama ku. Aku menusuk semua ban mobil nya dengan ini." Ruth menunjukkan paku yang cukup besar membuat Alex sedikit ingin tertawa. Benar pemikiran nya, sesungguh nya mereka saling membutuhkan tapi Alex harus menemukan penghalang itu lebih dulu. Mereka harus benar-benar berjuang.
Damon kembali masuk kerumah dengan pandangan benci, ia menajamkan matanya ke arah Ruth dan tau itu pasti ulahnya. Ia meraih kunci motor yang jarang sekali ia gunakan lalu melihat Ruth berjalan mendekatinya.
"Kenapa kau kemari?" tanya Damon melihat wanita itu menyipitkan mata.
"Damon pergi lah bersama Ruth, Kalian sama-sama ujian hari ini dan jika Ruth gagal maka itu salah mu."
Damon menatap Ruth yang menang, wah ia menang selalu mendapat nilai tambah jika Alex ada dirumah. Troy tersenyum melihat kelakuan anak nya itu, princess nya itu terlalu agresif dan menyebalkan.
"Okey, hanya tumpangan pergi."
"Pulang pergi Damon."
Damon menghela nafas kasar, sebenarnya ia juga bisa menolak dan tidak peduli dengan itu semua. tapi setidaknya ia bisa bersama Ruth, hampir seminggu ini mereka benar-benar dalam kondisi buruk, mungkin saja mereka bisa memperbaiki nya.
"Oh ya Ruth, cepat lah pulang. Kami perlu bicara dengan mu." Troy membuat Damon dan Ruth terdiam tanpa menjawab. Mereka tau apa yang akan di bicarakan dan sungguh itu membuat keduanya tidak nyaman.
"Cepat !" Damon memutar tubuhnya dan Ruth langsung melambaikan tangan ke arah keluarga nya yang lain dengan girang, Ia tersenyum dan melangkah mengikuti Damon yang kini naik di atas motor dan memakai helm fullface. Ia merasakan tangan Ruth memegang sudut pakaian nya dan naik ke atas motor yang cukup tinggi itu.
Damon diam saat tidak merasakan Ruth memeluknya ataupun menyentuhnya hingga memunculkan ide untuk mengejutkan wanita itu dengan menekan gas lalu mengerem hingga Ruth langsung maju dan memeluknya sangat erat. "Kalau kau tidak ingin jatuh peluk aku." Damon bicara dengan bada tegas membuat Ruth mengulum senyumnya dan merasakan pria itu mulai menjalankan motornya menuju kampus.
"Damon aku berhenti disini saja, aku tidak mau ada yang melihat." Ruth memukul punggung pria itu dengan keras berharap Damon menghentikan laju motornya sebelum masuk ke dalam kampus. Benar saja, Damon memang benar-benar berhenti dan merasakan wanita itu turun dari motornya, Damon tidak menoleh dan langsung berjalan masuk ke dalam kampus sendiri.
"Lihatlah, kemarin dia mengatakan kalau tidak memiliki hubungan apapun bersama Damon, bahkan ia sangat tau kalau aku menyukai pria itu. Huhh!!! Sepertinya kau ingin bersaing dengan ku Ruth. Baiklah kita lihat saja nanti." Mariah yang tanpa sengaja melihat itu langsung mendekati Ruth dan bertingkah sangat baik agar sifat aslinya tidak ketahuan.