RONALD tidak tahu harus bagaimana selain memeluk Clara. Dia menyesali perbuatannya, sangat-sangat menyesali apa yang pernah dilakukan olehnya dan keadaan ini semakin memperparah penyesalan yang ada di dalam dirinya.
"Maafkan aku," bisik pria itu lembut sembari meninggalkan satu kecupan singkat di puncak kepala Clara.
Tangannya terus menerus membelai rambut panjang di punggung Clara. Naik dan turun dengan perlahan dan hati-hati sembari berusaha meredakan tangis dari perempuan yang berada dalam dekapan tubuhnya ini menggunakan kata-katanya, walaupun sepertinya semuanya percuma saja.
"Andaikan aku tidak melakukannya, semua itu pasti tidak akan pernah terjadi padamu," lanjutnya sambil menelan ludahnya kelu.
Dia berharap Clara akan bersuara, menyahuti ucapan penyesalannya dengan amarah kera
