“Akhirnya kamu pulang Andrian.” Suara dingin menyambut kepulangan Andrian setelah hampir dua minggu pria itu menghilang tanpa kabar. Andrian menghembuskan napas pelan, tahu situasi apa yang akan ia hadapi ketika kembali ke rumah ini. “Andrian banyak urusan, Ma.” Wirna mendekati Andrian yang masih terdiam di dasar tangga. “Kamu bukan banyak urusan tapi sengaja menghindar dari Mama dan Papa.” “Ya sudah, karena Mama seperti tidak sabar mendengar penjelasanku, sebaiknya sekarang juga aku katakan semuanya,” ucap Andrian. “Papa dimana?” “Kamu sudah pulang Andrian?” Sosok penting di rumah ini muncul di ujung tangga. Andrian mendongak, melihat ayahnya yang sedang menuruni anak tangga. Pria bernama Enggar, memang lebih tenang daripada istrinya. Walaupun demikian, Andrian tetap saja sulit meng

