Sebuah Keputusan

1255 Words

Fandi tersenyum kecil, lalu mengusap kepala putrinya dengan lembut. "Ayah harap kamu bisa kembali pada Devan, nak. Dia sudah menunggu di ruang tamu." Evelyn menunduk, hatinya berkecamuk. Haruskah ia menemui Devan? Haruskah ia mempertimbangkan kembali ke rumah suaminya? Evelyn terdiam beberapa saat, membiarkan kata-kata ayahnya meresap ke dalam pikirannya. Hatinya masih penuh keraguan, tetapi ia tahu ayahnya tidak akan menyuruhnya melakukan sesuatu yang buruk. Akhirnya, dengan suara pelan namun mantap, ia berkata, "Baik, Ayah. Aku akan kembali pulang dengan Mas Devan." Fandi tersenyum lega, matanya sedikit berkaca-kaca. Ia segera menarik Evelyn ke dalam pelukannya. "Sayang, putri Ayah yang sangat Ayah cintai... pernikahan itu adalah ibadah yang panjang. Masalah adalah bumbu. Selagi Deva

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD