Mala dan Rahmah berpelukan erat di atas tempat tidur di kamar Rahmah. Sejak kegaduhan terjadi di ruang tamu di pagi menjelang siang, anak ibu itu tidak mau berjauhan. Mala yang khawatir dengan kesehatan ibunya, dan Rahmah yang menyesal hampir menyia-nyiakan putri semata wayangnya. "Mama jadi tau kenapa kamu sangat disayang Damian dan keluarganya. Bukan karena kamu anak Mama..., anak Poernama, karena mereka tidak mengenal Mama..." ujar Rahmah sambil membelai rambut tebal Mala. Rambut yang senantiasa dia rawat sejak Mala kecil. Rambut yang sehat, tebal dan hitam kemilau. "Karena kamu yang lemah lembut, yang mengalah, yang tidak menuntut banyak..., yang cantik luar dalam..." Rahmah lalu terisak menangis menyesal telah termakan fitnah keji yang tertuju ke anaknya selama bertahun-tahun. "Se

