Dimas yang hendak berenang, turun dari lantai kamarnya. Dia melewati ruang yang berdekatan dengan halaman belakang. Suara langkahnya menyita perhatian Kinanti dan Arsa yang kini sedang duduk berdekatan di ruangan itu. Kedua pasutri itu langsung menoleh ke arah Dimas sejenak, lalu kembali bercakap-cakap berdua. Tampak tablet berada di atas pangkuan Kinanti. Jari kurus telunjuknya yang panjang dan ramping bergerak di atas layar sambil berucap sesuatu, sementara Arsa mendengarkan dengan penuh perhatian, seperti seorang siswa yang baik yang patuh kepada gurunya. “Kamu sudah selesai dengan pekerjaanmu?” tanya Arsa yang mengamati sekujur tubuh tinggi putranya. “Done, Papa. Aku ingin relaks,” jawab Dimas. Entah bagaimana, dia malah tertarik melihat apa yang sedang dilakukan keduanya, matanya s

