Kasih melirik ke arah Biantara yang tengah fokus dengan laptop di hadapannya. Sesekali Biantara memijit pelipisnya dengan kernyitan dalam tercetak di dahinya. Biantara tampak agak kesakitan. Apa Biantara baik-baik saja? Saat ini Kasih masih berada di ruangan Biantara. Kasih sibuk dengan lembar desain yang baru saja keluar dari mesin printer. Sedangkan Biantara, pria itu sejak tadi menyibukkan diri dengan laptop di depannya. Biantara hanya berpesan jika Kasih sudah selesai, ia bisa langsung memanggil Biantara. “Pak Bian,” panggil Kasih berjalan mendekat ke arah meja Biantara. “Sudah?” tanya Biantara tanpa repot-repot menatap ke arah Kasih. “Iya, Pak.” “Oke,” kata Biantara seraya mengangguk singkat. “Kita bahas di sana,” tambahnya seraya bangkit dari duduk kemudian berjalan menuju a