Bab 38. Malam panas

1281 Words

Kasih mengamati Biantara dengan bingung. Siapa yang harus ia mintai tolong untuk menjemput Biantara? Marcel kah? Ian, adiknya? Atau mungkin sopir keluarganya? “Apa harus gue telepon nomor gue sendiri terus pura-pura minta jemput?” gumam Kasih. Lalu, Kasih mendenguskan napas kesal. “Gila apa gue, mau jemput bos gue tengah malam begini di kelab malam? Emang gue siapanya?” Kasih merogoh ponsel Biantara yang berada di saku jasnya. Kemudian ia mencoba membuka ponsel Binatara yang ternyata tidak menggunakan kunci keamanan apa pun. Setelah itu, ia mencari kontak nomor yang mungkin bisa Kasih hubungi. Nomor Marcel lah, sekretaris Biantara, yang pertama kali Kasih dial. Namun, nomor tersebut sedang tidak aktif. Hal ini membuat Kasih mendengus kesal. “Apa jangan-jangan Anda sering hubungin Marc

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD