Daftar Isi dari Semesta Rasa

542 Words
Alias "Table of Content" sekaligus "Kalimat Pembuka" : Selamat datang di dunia dengan tajuk "Semesta Rasa". Kisah yang akan menemani waktu kita kali ini akan terbagi menjadi "Tiga Babak Semesta" yang akan dimulai dengan babak semesta pertama yang memiliki tajuk berjudul . . . Yang Pertama, FEEL THE BLOOD LIKE SUGAR atau yang memiliki makna: Saat Darah Terasa bagai Gula. Ketika hal yang amat sangat busuk pun terasa manis serta indah bagai terasa seolah madu. Yang kedua, FEEL THE BLADE LIKE SAINT atau yang memiliki makna: Ketika Pedang Terasa bagai Orang Suci. Pedang bisa juga diartikan sebagai pemegang dari suatu kekuasaan atau pemilik dari otoritas (kepentingan) tertinggi. Merasa bahwa diri mereka adalah seorang santo (orang suci) yang berhak untuk menentukan "kenyataan" yang dikirimkan oleh Tuhan. Yang ketiga alias yang terakhir, FEEL THE BLAME LIKE SORE atau yang memiliki makna: Ketika Kesalahan Terasa bagai Luka. Saat hal atau keputusan yang sudah terlanjur diambil di masa lalu rupanya menghasilkan borok besar atau luka yang tidak kunjung sembuh baik di masa kini maupun di masa depan nanti. - - - - - - - Searching for a Voice that I Heard Million Years Ago (Mencari Sebuah Suara yang Telah Aku Dengar Jutaan Tahun Silam) Raki berkata, “Selama aku menjalani hidup ini, aku telah kehilangan nyaris seluruh bagian dari kehidupan.” Var berkata, “Aku pun memutuskan untuk tetap berjalan serta melangkah di pusat kota yang padat serta ramai. Berusaha mencari alasan paling masuk akal untuk terus menjalani kehidupan yang terkadang, secara tidak disangka, mulai terasa sangat membosankan. Berusaha keras untuk mengamati serta mengambil intisari dari para langkah kaki yang mulai saling melupakan. Mulai saling mengabaikan.” Archer berkata, “Kadang kala tiba waktunya aku bertanya pada sang realita (datang waktu untuk aku mempertanyakan intisari dari kenyataan diri). Suara apa yang saat ini tengah aku dengar? Apakah itu adalah suara dari kenyataan yang selama ini berusaha untuk aku abaikan? Atau malah . . . suara dari hal yang keberadaannya tidak pernah aku sadari?” Baek berkata, “Sama seperti orang lain yang berusaha untuk terus mencari esensi dari jati diri sendiri. Ak uterus menelisik dan mengedarkan pandangan bahkan sampai jauh ke sudut ruangan. Kini aku menyadari bahwa diri ini telah kehilangan sebuah serpihan penting yang tidak tergantikan. Akio berkata, “Darah yang mengalir di balik kulitku ini menjadi beku dan aku mulai merasa hilang selera. Apakah ada arti dari waktu yang telah berusaha untuk terus aku jalani selama ini?” Shiyu berkata, “Waktu yang kutempuh demi mencari takdir yang kugandakan lewat sebuah kelahiran suara baru.” Ariy berkata, “Aku hidup untuk mencari. Hanya mencari sesuatu. Sesuatu yang merupakan suara yang pertama kali aku dengar jutaan tahun lalu. Suara apakah itu? Apakah itu adalah suara dari kenyataan diriku? Atau malah . . . suara dari suatu kegilaan yang akan menyambut langkah kakiku di masa depan nanti? Aku tidak tau. Aku hanya bisa terus berdoa, berharap, dan berkata bahwa dunia . . . bahwa masih ada sangat banyak hal yang tidak kita ketahui di dunia. Bahkan apabila hal itu menyangkut diri kita sendiri. Kengeriannya. Pengorbanannya. Dan apa saja yang menyangkut dengannya.” Sampai jumpa . . . - Rasa Pertama: Feel the Blood like Sugar – Ketika Darah Terasa bagaikan Gula: Start -
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD