Di sebuah kafe kecil di kawasan Senopati, Nadine duduk dengan laptop terbuka di depannya. Jari-jarinya mengetik cepat, matanya fokus pada layar, tapi pikirannya masih sedikit mengembara. Hampir sebulan sejak ia keluar dari Bima Cakra Group, dan dalam sebulan ini, ia berusaha keras untuk membangun kembali hidupnya. Ia mulai mencari peluang baru, menghubungi beberapa kenalan lama, dan akhirnya, ia mendapatkan tawaran pekerjaan dari sebuah firma konsultan bisnis terkemuka. Sebuah langkah awal. Sebuah kesempatan baru. Namun, tetap saja, ada satu hal yang masih sulit ia hilangkan—kenangan tentang Zayn. “Kamu serius, Nadine? Kamu menolak tawaran jadi CMO di perusahaan besar buat mulai dari nol di firma konsultan?” Suara Dira, sahabatnya, terdengar di seberang meja. Sebelumnya Dira bekerja d