Udara di dapur terasa lebih hangat daripada biasanya, meskipun pendingin ruangan bekerja seperti biasa. Aroma faint vanilla dari diffuser bercampur dengan wangi tubuh mereka yang masih hangat usai bercinta di kamar sebelumnya. Nadine, yang hanya mengenakan salah satu kemeja Zayn yang kebesaran, berjalan dengan langkah ringan, rambutnya tergerai acak di punggung. Pipi dan bibirnya masih bersemu merah. Zayn berdiri di depan kulkas, mengambil sebotol air mineral. Otot punggungnya yang telanjang terlihat tegang, seakan menahan gejolak yang belum reda. Saat dia berbalik, pandangan mereka bertemu, dan dalam sekejap, udara di antara mereka kembali bermuatan listrik. Tanpa peringatan, Zayn melangkah cepat, jemarinya yang kokoh melingkari pinggang Nadine, lalu mengangkat tubuh wanita itu dengan m