bc

Pokoknya Jodohku Adalah Mantan Kekasihku

book_age16+
692
FOLLOW
4.5K
READ
love-triangle
possessive
friends to lovers
dominant
sensitive
CEO
sweet
bxg
office/work place
cheating
like
intro-logo
Blurb

Happy Reading~

Sequel My Romantic Marriage~

Alfabet Series #4/5

Bisa dibaca secara terpisah untuk setiap series :)

Ini adalah sebuah kisah perjuangan dari seorang Conradinez Carbert, pria berusia 26 tahun yang kembali harus mengejar seorang wanita bernama Mikaila Benhard berusia 26 tahun. Hubungan yang telah mereka jalin selama satu tahun harus kandas hanya karena sebuah kesalahpahaman yang membuat Mikaila sangat sulit memaafkan Conradinez.

Namun, di tengah perjuangan Conradinez untuk mendapatkan kekasihnya kembali, seorang pria bernama Dimas Hengkara berusia 28 tahun tiba-tiba datang dan mengacaukan segalanya.

“Jangan datang kalau kau hanya akan menyakitiku untuk kesekian kalinya” -Mikaila Benhard-

“Beri aku kesempatan sekali lagi dan aku tidak akan mengecewakanmu kembali” –Conradinez Carbert-

“Tak peduli kau meski kau tak pernah memandangku karena aku akan tetap berjuang untukmu” –Dimas Hengkara-

chap-preview
Free preview
Chapter 1
Sedikit informasi bagi kalian yang mungkin bingung bagaimana cara membaca nama Conradinez yang terkesan sedikit aneh. Pengucapan huruf ‘C’ diganti dengan huruf ‘K’, jadi dibaca ‘Konradinez’ Terima kasih^^ -------                            “Mik!” Panggil Conradinez seraya mengejar Mikaila yang pergi meninggalkannya. “Mika!” Panggil Conradinez lagi seraya menahan lengan Mikaila saat ia berhasil menggapai wanita itu. “Jangan sentuh aku!” Teriak Mikaila kemudian melepaskan pegangan Conradinez darinya. “Mika, dengarkan penjelasanku dulu” Ucap Conradinez. “Apa lagi yang harus aku dengarkan? Kau jelas datang ke sini bersama wanita itu. Jika aku mengetahuinya dari orang lain, aku mungkin tidak akan percaya. Tapi ini, aku dengan melihat kalian bersama. Bukan hanya sekadar jalan, kalian terlihat sangat dekat sampai aku bingung, siapa pacarmu sebenarnya. Aku atau dia?!” Teriak Mikaila hingga mengundang perhatian para pengunjung mall tersebut. “Tapi aku dan dia benar-benar tidak memiliki hubungan apapun. Kami hanya...” “Hanya apa? Hanya teman? Kau pikir aku akan percaya?” Potong Mikaila. “Memang itu kenyataannya. Kami memang hanya teman. Dia ad...” “Sudah cukup aku mendengar omong kosongmu. Jangan pernah temui aku lagi!” Potong Mikaila kemudian berlalu dari sana. Conradinez yang yang tak menyerah pun kembali mengejar Mikaila seraya memanggil nama Mikaila yang terus diabaikan oleh wanita itu. Conradinez lantas semakin mengencangkan larinya saat melihat Mikaila menghentikan sebuah taksi kemudian masuk ke dalamnya. “Argh!” Teriak Conradinez saat ia gagal mencapai taksi tersebut. “Sial!” Makinya seraya mengacak rambutnya kesal. “Con” Panggil seorang wanita pada Conradinez yang membuat pria itu mendengus. -------                            Itu adalah kejadian beberapa hari lalu yang Conradinez alami karena sebuah kesalahpahaman serta Mikaila yang tak ingin mendengar penjelasannya. Wanita itu bahkan tak membiarkannya menyelesaikan kalimatnya. Setelah kejadian hari itu, Mikaila terus menghindarinya. Mengabaikan pesannya, menolak setiap panggilannya hingga pada akhirnya wanita itu memblokir nomornya. Saat ia ke rumah Mikaila pun, wanita itu tak ingin menolak untuk bertemu dengannya. Conradinez lantas mengacak rambutnya karena kesal. Hubungan mereka baru berjalan selama satu tahun setelah ia mati-matian mengejar Mikaila selama empat tahun lamanya. Sesulit itulah perjuangannya untuk meyakinkan Mikaila agar mau menerima cintanya. Namun kini, hubungan mereka harus berakhir hanya karena sebuah kesalahpahaman. Apa kalian pikir Conradinez akan membiarkan hal itu? Tentu saja tidak. Ia akan kembali berjuang untuk mendapatkan Mikaila apapun risikonya. Ia telah mengejar Mikaila selama empat tahun, maka ini bukanlah apa-apa untuknya. Ia pasti akan mendapatkan kekasihnya kembali. Saat ini wanita itu hanya marah padanya dan tidak benar-benar memutuskan hubungan mereka. Conradinez menghela nafas lemah. Tapi bagaimana caranya ia melakukan itu kalau Mikaila saja terus menghindarinya? Semangat yang telah ia kumpulkan selama berjam-jam tadi seketika menghilang entah ke mana. Andai saja Evelyn tahu mengenai hubungan mereka, mungkin masalah ini bisa diselesaikan dengan mudah. Tapi sayangnya, Mikaila melarang keras dirinya untuk tidak memberitahu Evelyn. “Hei” Tegur Delwyn seraya menepuk pundak Conradinez kemudian duduk di samping pria itu. “Apa yang kau lakukan di sini?” Tanyanya. “Menari” Jawab Conradinez. “Memangnya apa lagi yang kulakukan di perpustakaan kalau bukan membaca?” Ketusnya seraya memperlihatkan buku yang ia pegang sedari tadi pada Delwyn. Yap, ia hanya memegang buku tersebut tanpa membacanya. “Slow down, bro” Ucap Delwyn. “Kau sedang ada masalah, ya? Masalah perusahaan? Atau temanmu? Atau dengan Mikaila?” Tanyanya. “Jangan bertanya. Aku sedang kesal sekarang” Dengus Conradinez. “Baiklah. Berarti dengan Mikaila” Ucap Delwyn tepat sasaran. “Ada masalah apa di antara kalian? Kau bisa menceritakannya padaku. Aku akan mencoba membantumu” Lanjutnya. Conradinez lantas menatap sinis pada Delwyn. “Ini semua karena mantanmu yang terus menggangguku itu. Jadi yang harus segera menyelesaikan masalah di sini adalah kau dan dia agar Mikaila tidak salah paham padaku seperti ini” Ungkap Conradinez kemudian berdiri dari duduknya. Melempar buku yang pegang pada Delwyn kemudian beranjak dari sana. “Mantanku? Siapa yang dia maksud?” Gumam Delwyn kemudian mengendikkan pundaknya karena tak ingin memikirkan hal itu. “Astaga, apa ini?” Serunya kemudian seketika melempar buku matematika yang ia pegang. “Bikin merinding saja” Gumam Delwyn kemudian pergi dari sana. Ia sangat alergi terhadap buku, terlebih terhadap buku pelajaran. Ia akan langsung mengantuk begitu mulai membuka buku pelajaran. Namun anehnya, ia selalu menjadi murid terpintar di kelasnya. Entah bagaimana hal itu terjadi, tapi itulah kenyataannya. -------                              Pagi ini, Mikaila serta Celine –Ibu Mikaila- tengah menikmati mereka dengan tenang. Sesekali Celine melirik ke arah sang putri yang terlihat biasa-biasa saja dalam beberapa hari terakhir. “Ada apa, Ma?” Tanya Mikaila yang menyadari Celine terus melirik padanya. “Hah? Oh, tidak” Gumam Celine yang terkejut. “Katakan saja kalau Mama punya pertanyaan” Ucap Mikaila kemudian menyuap nasi goreng pada mulutnya. “Mmm... Itu... Apa kamu sedang punya masalah dengan Conradinez?” Tanya Celine dengan hati-hati. Ia tak ingin membuat sang putri merasa tersinggung. Namun sepertinya, putrinya itu baik-baik saja. Mikaila bahkan terlihat seakan menganggap pertanyaan itu adalah pertanyaan biasa. “Mama tidak bermaksud ikut campur dalam hubungan kalian. Tapi melihatmu tidak ingin bertemu dengan Conradinez setiap kali dia datang ke sini, Mama...” “Tidak ada apa-apa, Ma” Potong Mikaila. “Aku hanya tidak ingin bertemu dengannya” Lanjutnya. “Aku sudah selesai” Ucap Mikaila kemudian berdiri dari duduknya. “Aku berangkat kerja dulu” Pamitnya lalu mengecup pipi Celine dan beranjak dari sana. Celine lantas menghela nafasnya. Ia tahu kalau ini bukan urusannya, tapi melihat mereka berdua yang seperti itu juga ikut membuatnya pusing. Tapi, ya sudahlah. Kali ini ia benar-benar akan mencoba mengabaikannya. Di sisi lain, Mikaila yang telah berada di halte menunggu bus-nya terus melamun sejak ia tiba di sana. Sejak ia meninggalkan Conradinez tempo hari begitu saja, bayangan tentang raut wajah pria itu terus mengganggu pikirannya. Ia tak tahu, apakah tindakannya saat itu benar atau tidak. Karena yang ada di pikirannya saat itu adalah ia yang tak ingin mengulang kesalahan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya. Bus yang berhenti di depannya membuat lamunan Mikaila buyar. Ia pun segera masuk ke dalam bus tersebut setelah melihat bahwa itu adalah bus tujuannya. Mikaila duduk di bangku paling belakang seperti biasa. Ia tak suka mendapat perhatian dari orang yang duduk di belakangnya jadi ia selalu memilih duduk di tempat yang paling belakang. Sama ketika dulu ia masih kuliah bersama Evelyn, satu-satunya sahabat ia ia miliki yang saat ini telah bahagia bersama suami serta putra dan putri mereka. Dan alasannya menyuruh Conradinez untuk tidak memberitahu Evelyn mengenai hubungan mereka karena ia tak ingin hubungannya dengan wanita itu akan terasa canggung jika kelak hubungannya bersama Conradinez berakhir seperti saat ini. Jadi cukup ia saja yang bertingkah seperti tak ada apapun di antara mereka. Setelah sampai di halte bus berikutnya, Mikaila pun turun. Dari sini, ia masih harus berjalan sejauh satu kilometer untuk mencapai perusahaan tempatnya bekerja. Sesampainya di sana, Mikaila langsung menyapa para karyawan ia lihat begitu pula sebaliknya. Di sana, Mikaila terkenal dengan sikap ramahnya jadi wajar jika semua karyawan di sana menyukainya. Mikaila meletakkan tasnya di atas meja kemudian mulai menyiapkan beberapa laporan yang harus ia serahkan siang ini pada sang bos. Walau saat ini ia tengah memiliki masalah pribadi, tapi ini adalah tempat kerja. Jadi ia harus bersikap profesional, bukan? “Good morning, Sir” Sapa Mikaila seraya berdiri dari duduknya saat melihat sang bos yang baru tiba. “Morning, Mika” Balas sang bos. Seorang pria bernama Alvis Hoor asal Norwegia berusia empat puluh enam tahun yang memiliki tubuh pendek dan gemuk. Ya, pemilik perusahaan tersebut bukanlah pengusaha dalam negeri hingga mewajibkan Mikaila untuk menggunakan bahasa Inggris saat berkomunikasi dengan pria itu. Meski begitu, Alvis merupakan pria paruh baya yang sangat baik. Tak pernah sekali pun pria itu marah sampai membentak para karyawan. Tingkat tertinggi kemarahan pria itu adalah menghela nafas panjang kemudian terdiam sejenak lalu kembali tersenyum. Maka dari itu, Mikaila sangat betah bekerja di sini. Sepeninggal Alvis dari sana, Mikaila kembali duduk di kursinya lalu melanjutkan pekerjaannya. -------                            “Mom” Seru Conradinez memanggil sang Ibu yang tengah berada di taman. “Ada apa, sayang?” Tanya Macy yang tengah menyiram bunga-bunganya. Meski di sana terdapat tiga orang yang bekerja sebagai tukang kebun, tapi khusus bunga-bunga kesayangannya, ia sendiri yang turun tangan untuk mengurus mereka. “Mommy beli tanaman baru lagi?” Tanya Conradinez balik. “Sudah berapa kali Mommy bilang. Ini bukan tanaman tapi bunga, bunga” Koreksi Macy. “Iya-iya. Kali ini bunga apa lagi yang Mommy beli?” Tanya Conradinez. “Bunga petunia, sangat indah ‘kan?” Tanya Macy seraya memperlihatkan bunga petunia berwarna merah muda pada Conradinez. “Biasa saja, sama seperti bunga yang lain” Ucap Conradinez yang langsung mendapat pukulan di punggungnya dari sang Ibu. “Bunga ini memiliki arti yang sangat bagus tahu” Ujar Macy. “Memang apa artinya?” Tanya Conradinez. “Jangan tanya Mommy, cari saja sendiri di internet sana” Ketus Macy kemudian melanjutkan pekerjaannya menyiram bunga-bunga tersebut. “Dasar pelit” Ucap Conradinez. “Con berangkat kerja dulu ya, Mom. Bye” Pamitnya kemudian mengecup kedua pipi Macy lalu segera pergi dari sana sebelum mendapat omelan dari sang Ibu. “Dasar anak itu” Gerutu Macy. “Ayo” Pintah Conradinez pada Geri –asisten pribadinya- begitu ia masuk ke dalam mobil. “Baik, Tuan” Ucap Geri kemudian mulai melajukan mobilnya keluar dari area mansion dan membelah jalan kota Jakarta pagi ini. “Bagaimana kabarnya?” Tanya Conradinez pada Geri. “Saat ini Nona Mikaila sudah berada di kantornya, Tuan. Dan selama beberapa hari ini, Nona Mikaila hanya berada di rumah setelah pulang bekerja” Lapor Geri. Walau saat ini, Mikaila tengah marah padanya, ia tetap peduli pada wanita itu. Lebih tepatnya ia khawatir meski itu tidak diperlukan karena ia yakin kalau wanita itu pasti akan baik-baik saja. Maka dari itu, ia menyuruh Geri untuk terus mengawasi Mikaila agar rasa khawatirnya bisa sedikit menghilang. Tapi tetap saja, ia tak akan bisa tenang kalau belum melihat keadaan wanita itu secara langsung.    Conradinez menghela nafas kemudian menyandarkan kepalanya pada sandaran kursinya seraya menutup mata. Semalam, lagi-lagi ia tak bisa tidur karena terus memikirkan Mikaila dan itu berdampak pada pagi ini yang membuatnya mengantuk.    Perlahan, kesadaran Conradinez pun menghilang dan masuk ke alam mimpi. Padahal niat awalnya hanya ingin memejamkan mata untuk mengurangi kantuknya. Tapi biarlah, lagi pula ia lebih suka berada di alam mimpinya karena di sana ia bisa bertemu dengan Mikaila-nya.    -------                            Love you guys~           

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

JODOH SPESIAL CEO JUDES

read
288.6K
bc

My Soulmate Sweet Duda (18+)

read
1.0M
bc

Dosen Killer itu Suamiku

read
311.3K
bc

Beautiful Madness (Indonesia)

read
221.4K
bc

The Ensnared by Love

read
103.9K
bc

Marriage Agreement

read
590.7K
bc

MANTAN TERINDAH

read
6.9K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook