Mendengar kata-kata sinis Renita, Sarah dengan cepat menggeleng. "Nggak. Justru sebaliknya, kami ingin bicara denganmu," ucap Sarah pelan. "Mau membicarakan apa? Tak ada yang perlu kita bicarakan lagi. Lebih baik kalian segera pergi dari sini dan bawa menantu kalian yang gila ini dan jangan pernah kembali lagi ke mari," ucap Renita sinis. "Nak Nita, kami mohon, izinkan kami bicara denganmu sebentar saja," timpal Rahmat membuat dahi Renita berkerut sebab ayah Aidil itu menyebutnya dengan panggilan "Nak". "Benar, Nak. Kamu mau 'kan bicara dengan kami?" mohon Sarah. "Memangnya apa yang ingin kalian bicarakan, hah? Bukankah kita sudah tidak ada urusan lagi? Ah, apa kalian ingin kembali memintakan pergi dari sini seperti yang kalian lakukan dulu?" Sarah kembali menggeleng cepat. "Bukan.