"Assalamu'alaikum, Nek," ucap Maira girang. Nek Ida yang berbaring ditemani perawat pun menoleh sambil tersenyum kecil. Senyumnya terlihat lemah sekali membuat hati Maira rasa teriris. Namun, Maira sebisa mungkin menutupi kesedihannya karena tak ingin sang nenek merasa terbebani kemudian ikut bersedih. "Wa'alaikumussalam, cucu kesayangan nenek," sahut Nek Ida. Melihat kedatangan Maira, perawat yang tadi menemani meida pun permisi keluar. Maira masuk ke dalam dengan tangan berada dalam genggaman Evan. Setidaknya berkat genggaman tangan itu, ia merasa jauh lebih tegar. Keberadaan Evan benar-benar berarti bagi Maira. Maira yang rapuh merasa mendapatkan dukungan karena keberadaan laki-laki itu. Nek Ida melirik ke arah Evan. Melihat tangan Maira yang digenggam Evan membuat senyum Nek Ida se