Dirga mendekap Delia dengan penuh kehangatan. Pagi, hawa Puncak terasa amat dingin. Semalam, Delia terlelap hingga sampai di vila. Dirga akhirnya harus menggendong gadis itu hingga sampai ke kamar mereka. Vila sudah dibersihkan, seakan memang kedatangannya sudah direncanakan. Ini pasti kerjaan mama. Batin Dirga. Matahari di upuk timur menampakkan keindahannya. Di atas bukit-bukit perkebunan teh, cahaya-nya memancarkan kehangatan. Teras vila menjadi tempat dimana keduanya tengah menikmati suasana baru, alam baru. Delia yang berdiri di dekat pagar pembatas teras, bergumam, "Indahnya ciptaan Tuhan." "Kamu baru pertama kali ke tempat seperti ini, Sayang?" tanya Dirga menimpali gumaman Delia. "Heum ... kan, emang gak pernah diajak jalan-jalan sama Mas Dirga. Hari-hari biasa sibuk di kantor,