Sudah puluhan panggilan telepon yang masuk ke ponsel Dirga. Angel, nama kontak si pemanggil itu tidak juga menyerah. Dirga sampai harus menggunakan mode senyap agar telinganya tidak merasa terganggu.
Dalam waktu dua jam saja, hampir 30 panggilan Dirga lewatkan. Ia menghela napas panjang sambil memandangi layar benda pipihnya. Dirga menggenggam erat posel itu sambil terus menggerutu, "Wanita cerewet ini menganggu sekali, gak tahu apa di sini ada yang lagi punya niat suci. Mau tobat aja godaannya berat banget."
Dirga membenturkan ponselnya pada meja. Bersamaan dengan itu, Sinta—sekretarisnya—masuk tanpa mengetuk pintu. Dirga memelototi gadis yang malah berdiri di ambang pintu sambil menunjukkan deretan gigi putih yang dia miliki.
"Maaf, Pak, lupa," celetuk Sinta, dia meringis saat Dirga
