“Aish! Bete banget, sih!” cebik Dirga. Ia yang biasa disibukan segala rutinitas kini harus merelakan tubuhnya hanya terbaring saja di atas brankar. Puluhan kali Dirga meminta pulang pada sang mama, tapi tak diidahkan. Rasanya, punggung ia sudah berakar akibat terlalu lama dengan posisi yang sama sepanjang hari. Seorang perawat masuk tepat ketika Dirga tengah mengotak atik tombol pada remote televisi yang ada di ruang inapnya. Dirga terus saja memindahkan dari saluran satu ke saluran lain. Menurutnya, tidak ada acara yang menarik dan itu sungguh membosankan. “Ners,” panggil Dirga. “Ya, Pak Dirga. Apa ada masalah? Ada yang bisa dibantu?” rentet perawat tersebut. Mendekat pada Dirga. Wanita berseragam serba putih itu menyimpan peralatan medis di sisi tubuh Dirga. “Saya bosan, boleh jala