"Mas, makasih, ya, dah mau tolongin Bu Maryam. Beliau itu salah satu dosen yang baik banget sama Delia." Tak sepatah pun keluar dari mulut Mahadirga. Suami Delia itu masih mematung di depan ruang bersalin. Ia masih dibuat syok setelah melihat hampir tiga jam wanita itu merintih kesakitan akibat kontraksi. Kini, suara bayi yang terdengar dari dalam, cukup membuat Dirga bergeming dengan pikiran yang entah berlarian ke mana. "Mas! Mas Dirga." Menyadari ada yang aneh pada diri sang suami, Delia pun menggoyangkan tubuh demi menyadarkannya. "Eh ... i-iya, Sayang." Dirga ternanap. "Kenapa, Sayang?" tanyanya kemudian memegangi tangan Delia. Delia sangat terkejut ketika suhu tangan Dirga terasa begitu rendah. "Mas Dirga keluar keringet dingin gini, Mas sakit?" Delia balik bertanya. Ia berjinji